tag:blogger.com,1999:blog-30373671815485150252024-03-21T16:42:49.461-07:00WOLTMAN TUGA BAJAWADALAM PIKIRAN DAN INFORMASI DARI FLORESGordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-6789829369644216322016-10-18T17:46:00.001-07:002016-10-26T23:32:10.560-07:00JESICA DAN HAKIKAT KEADILAN (Helo DARMAWAN SALIHIN)<div style="text-align: justify;">
Sidang pengadilan untuk menjerat Jesica Kumala Wongso yang terus bergulir dalam proses panjang yang melelahkan telah memasuki tahap puncak. Hingga saat ini dakwaan yang ditujukan kepadanya sepertinya semakin sulit untuk membuktikan bahwa Jesicalah pelakunya. Banyak sudah para ahli yang dihadirkan. Banyak pula pendapat dan kesimpulan yang diutarakan oleh para ahli tersebut. Parodi keadilan yang dipertontonkan justru menghasilkan kebingungan baru yang tentu saja menjadi sulit bagi hakim untuk membuat kesimpulan. Kondisi ini justru menghasilkan rekaman perilaku hukum para penegak hukum yang tentu saja kurang menghadirkan kualitas beracara yang semestinya digunakan dalam seluruh rangkaian proses peradilan kasus ini. Jaksa yang diberi mandat negara untuk memastikan kebenaran materil dari dakwaan terlihat seperti kurang mendalami keseluruhan materi dakwaannya. Saksi yang dihadirkan serta bukti-bukti yang disampaikan terkesan terlalu memaksa. Hingga detik ini Jesica masih mampu mengelak seluruh tuduhan yang dialamatkan kepadanya.<br />
Kondisi yang kita saksikan saat ini bagi saya adalah sebagai akibat dari proses awal yang terkesan terlalu gegabah dalam penanganan kasus ini oleh penegak hukum. Fakta telah terjadi insiden di area publik yang seharusnya gampang mendapatkan saksi, menemukan bukti dan kalau saja konsisten pada standar penanganan kasus yang ditentukan menjadi asal muasal kepeningan yang dirasa oleh semua yang terlibat dalam proses sidang saat ini. Penetapan Jesica sebagai terdakwa tunggal pasca kejadian, menurut saya merupakan hal pemicu yang tidak mendasar dan terkesan memaksa. Bagaimana mungkin, dengan bukti dan saksi yang masih samir Krishna Mukti dan jajarannya berani menetapkan terdakwa secara meyakinkan. Hanya ada dua fakta persidangan yang sering digunakan untuk menuntut sesorang dalam kasus. Pertama adalah saksi dan kedua adalah alat bukti. Saksi bisa termasuk pelaku yang diperkuat oleh saksi lain yang dimintai keterangan.<br />
Dari perkembangan kasus, terungkap bahwa tidak satupun saksi yang menyaksikan Jesica memasukan bubuk sianida mematikan tersebut dalam kopi vietnam di Oliver Cafe. Banyak orang yang hadir saat itu, tidak satupun yang mampu dimintai oleh penyidik untuk memberikan kesaksian tentang kasus ini. Dan rekaman CCTV yang diandalkan itu tidak juga mampu secara meyakinkan membuktikan adanya proses memasukkan bubuk sianidan ke dalam kopi maut tersebut. Fakta lain adalah kehadiran Darmawan Salihin ayah almarhumah Mirna yang cerewet itu. Bak harimau lapar yang mengekspresikan sikap perlindungan dan pembelaan yang paripurna bagi anak kesangannya membuat pria ini terkesan mendominasi seluruh rangkaian acara penyelidikan terhadap kasus ini yang hasilnya tentu saja telah kita saksikan dalam proses persidangan. Kata-katanya tajam dan menggurui. Cara menyampaikannya cendrung emosional dan meledak-ledak. Dia fasih memberikan keterangan meyakinkan tentang runutan kejadian dan kesimpulan-kesimpulan berani yang cerdas. Dari gaya bicara dan penampilannya seakan dia hadir saat kejadian. Dan saya justru tidak melihat sedikitpun tentang perasaan kehilangannya.<br />
Dengan menetapkan secara prematur Jesica Kumala Wongso sebagai tersangka tunggal pembunuhan Mirna, otomatis energi seluruh tim penyidik terkonsentrasi kepada Jesica. Seluruh hal tentang Jesica dibedah secara maksimal. Jesica benar ditelanjangi bulat-bulat sejak saat itu. Masa lalunya, rekam jejaknya tidak satupun dilewatkan. Kondisinya saat inipun juga menjadi santapan empuk pembedah kasus. Bahkan dari cara mereka berteori seakan apa yang terjadi oleh Jesica ke depan sudah dapat mereka ungkapkan. Sungguh hebat sekali kerja mereka. Jelas dan mendetail sekali. Segala sesuatu tentang Mirna pasti terang benderang. Pertanyaannya benarkah perjalanan kasus ini bergulir apa adanya?<br />
Ketika konsentrasi pendalaman kasus terlalu terkonsentrasi pada Jesica menyebabkan seluruh materi pengungkapan kasus tertuju kepada Jesica. Peran para pihak lain yang juga secara ruang waktu dan tempat juga bisa berpeluang dilakukan oleh orang lain di luar Jesica praktis tidak diperhatikan. Banyak sekali kemungkinan pihak lain juga ikut terlibat. Dari perjalanan pembuatan kopi hingga berada di tangan Jesica, adalah ruang kemungkinan yang bisa ditelusuri dan didalami. Pertanyaannya kenapa hanya Jesica saja yang dituduh padahal masih ada Rangga, Masih ada Hany. Jika seluruh rangkaian metode pengungkapan kasus termasuk hal-hal tambahan yang ditimpakan kepada Jesica dilakukan juga pada pihak lain itu, saya kira proses pengungkapan kasus menjadi lebih seimbang dan adil. Poin inilah yang menjadi pertimbangan kami sebagai awam melihat perjalanan kasus ini seperti ada skenario lain yang tidak terungkap tetapi memperlihatkan sinyal kuat ke arah sana.<br />
Bahwasanya jika Jesica benar sebagai pelaku pada akhirnya harus dibuktikan dengan bukti-bukti pendukung dan keterangan saksi yang valid. Dinamika persidangan yang disaksikan menunjukan proses penyidikan dan penyelidikan serta hasil-hasilnya yang dilaporkan terkesan sangat dipaksakan. Aneh bin ajaib, ketika kesimpulan yang dibuat secara meyakinkan berasal dari teori-teori yang tentu saja merupakan pengalaman orang lain yang direkatkan ke kasus ini justru menjadi pertimbangan utama penuntutan. Psikologi seseorang tidak menjadi dasar untuk menyimpulkan penyebab tindakan seseorang. Karena situasi bathin manusia tidak permanen dan sangat bergantung pada situasi tertentu yang dialami seseorang pada saat itu. Lain soal jika orang itu adalah orang gila karena psikologi orang gila bisa langsung disimpulkan dan biasanya bersifat permanen.<br />
Terhadap fakta ini, hal-hal yang diungkapkan oleh Darmawan Solihin sejak awal yang dengan tegas telah menyimpulkan tanpa pendasaran yang kuat bahwa Jesicalah pembunuh Mirna adalah materi utama yang dilimpahkan penyidik ke jaksa penuntut umum. Hal-hal yang direkatkan sebagai materi pendukung yang selanjutnya dianggap sebagai bukti-bukti itu adalah sesuatu yang diambil ambil secara paksa untuk melegalkan kesimpulan itu. Bagaimanapun, kesimpulan yang buru-buru dan mendasar itulah yang tidak dapat kami terima sebagai landasan materi pengungkapan kasus. Saya justru melihat, kelatahan dan vokalnya Darmawan Salihin mengindikasikan ada keterkaitan antara meninggalnya Mirna dengan hal tersebut, Sekali lagi walaupun kesimpulan ini dangkal dan tak mendasar tetapi psikologi ayah yang kehilangan anak tidaklah seperti yang Darmawan Solihin tunjukkan. Bahkan justru sebaliknya dia bisa disangkakan menjadi penyebab kematian anaknya sendiri.<br />
</div>
Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-24902081046302504662013-03-26T21:38:00.000-07:002013-03-26T21:38:11.884-07:00TELAAH PERNYATAAN PANGDAM DIPONEGORO ATAS KASUS PENYERANGAN LAPAS CEBONGAN JOGJAKARTA<div style="text-align: justify;">
Mayor Jenderal Hardiono Saroso Panglima Kodam IV Diponegoro menegaskan
penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013) dinihari tidak ada
hubungannya dengan Satuan Kopassus.<br />
<br />
"Pelaku
adalah kelompok tidak dikenal, dan tidak ada hubungannya dengan
Kopassus," kata Hardiono di Lapas Sleman, seperti dilaporkan <i>Antara</i>. (Dia sangat mengetahui bahwa yang menyerang adalah kelompok tak dikenal). <i>Ada kelompok tak dikenal di bawah ketiaknya tetapi dia sendiri lagi tidur nyenya</i>k.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan yang disampaikan dengan sangat emosional dan tergesa-gesa ini memperlihatkan kepada kita bahwa beginilah orang Indonesia kalau lagi punya kuasa. Orang ini merasa dirinya adalah orang paling berkuasa di dunia ini, paling tahu semua hal yang terjadi di dunia ini dan paling pintar sendiri. Luar biasa!!!! Kesan ini sangat kuat kita tangkap dari caranya memberi pernyataan, kalimat yang digunakan dan materi pernyataan yang seakan-akan tidak ada lagi orang lain yang berada di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pandangan sepihak ini sengaja saya ungkap karena secara normatif saya merasa ada yang janggal dari semua pernyataan yang disampaikan Sang Jenderal. <b>Pertama,</b> Sang Jenderal terlalu dini menyimpulkan bahwa yang menyerang itu bukan bawahannya. Logikanya, mengapa kalau bukan bawahannya yang punya ulah, Bapak Jenderal begitu sibuk memberikan pernyataan bantahan yang tak berdata itu. Adakah para pihak yang telah menuduh Sang Jendral sebelum memberikan pernyataan itu? Kalau memang ada, tarik dia dan usut!!! Polisi saja yang tupoksinya jelas untuk itu terkesan sangat hati-hati memberikan keterangan tentang kasus ini. <b>Kedua,</b> Sang Jenderal ketika memberikan pernyataan terlihat sangat emosional. Tanggapan atas pertanyaan media yang biasa-biasa saja, dijawab dengan nada dan suara yang tinggi serta mendominasi pembicaraan. Ini lagi-lagi menyiratkan kepada kita bahwa sikap Sang Jenderal yang satria itu sangat tidak nampak. Adakah Sang Jenderal sudah divonis bersalah atas kasus ini? <b>Ketiga, </b>pada setiap sesi pernyataan, Sang Jenderal selalu menyampaikan kata-kata ancaman untuk tidak menggaggu anggotanya. Konteks masalah yang sedang terjadi adalah penyerangan lapas bukan pembunuhan Briptu Santoso. Terlalu latah mengait-ngaitkan pembunuhan Briptu Santoso dengan penyerangan lapas. Dari sejumlah kesan yang tertangkap publik dari cara dan materi pernyataan yang disampaikan jelas terlihat bahwa Sang Jenderal bisa disangkakan terdapat hubungan antara hal yang dibantahkan dengan masalah ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rakyat telah melihat semuanya. Apa yang telah terjadi pada Briptu Santoso juga menjadi duka kita semua. Namun seyogyanya semua pemimpin melihat ini sebagai persoalan yang harus dicari jalan keluarnya bukan malah menambah-nambah pelik persoalan. Pertanyaan kritis yang ingin saya utarakan di mana profesionalitas para pembela negara yang selama ini sudah sangat dicintai rakyatnya? Masih adakah kekuatan yang tersisa jika kita mendapat cobaan invasi dari pihak luar. Kalau keadaan peminpin seperti ini, dapat dipastikan kita akan menyerah sebelum bertempur......!!!! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-15228652794060193832012-06-26T21:35:00.001-07:002012-06-26T21:39:00.162-07:00AGRIBISNIS SELARAS ALAMCATATAN LEPAS :<br />
"PEKAN FLORA DAN FLORI NASIONAL KE-V TAHUN 2012, DI MEDAN SUMATERA UTARA"<br />
<br />
(Bagian 1)<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Waktu menunjukkkan tepat pukul 16.21 WIB saat roda pesawat Boeing 347-900ET Batavia Air menyentuh landasan Bandara Polonia Medan dengan guncangan sedikit keras sehingga membangunkan saya dari tidur lelap sejak lepas landas dari Bandara Soetta Jakarta. Terdengar suara merdu pramugari menyampaikan informasi standar operasional keamanan dan keselamatan penumpang dengan tekanan agar para penumpang saat turun tidak melupakan barang bawaan di kabin pesawat. Ketika pesawat benar-benar berhenti di apron, kamipun segera beranjak dari tempat duduk masing-masing mengambil bagasi kabin dan keluar dengan tertib. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba di terminal kedatangan, kamipun saling mengecek anggota masing-masing untuk memastikan semua anggota rombongan lengkap. Secara keseluruhan rombongan kami dari NTT berjumlah 34 orang yang terdiri dari petani dan petugas pengawal kabupaten dan propinsi. Dari Kabupaten Ngada kami bertiga. Berangkat dari bandara Eltari Kupang pagi harinya jam 07.00 WITA, tanggal 18 Juni 2012, transit di Soetta dan melanjutkan ke Medan pada jam 13.32 WIB. Suhu panas kota Medan menyambut kami ketika keluar dari pintu kaca terminal kedatangan. "Wah.. ternyata Medan sangat panas ya..." kata Bapak Mikael Raga, salah satu anggota rombongan kami dengan wajah sedikit tegang. Maklum, saya dan Pak Mikael berasal dari kota dingin sehingga agak kerepotan dalam menyesuaikan dengan suhu udara panas. " Mungkin karena kebakaran hutan di sekitar wilayah sini... Kae", timpal saya sekedarnya sebagai bahan pengalihan materi. Hal ini terlihat dari jarak pandang kami dari pesawat yang memang sangat minim ketika mendarat tadi. Kamipun langsung di antar menuju Hotel Darrusalam dekat Mesjid Darussalam Medan yang terkenal itu. Dari sini jaraknya menuju tempat pelaksanaan kegiatan cuma 8 menit jalan kaki. Hari itu, kegiatan kami cuma orientasi penginapan dan penguasaan jalur ke lokasi pekan yang cukup dekat tersebut. Yang penting bagi saya dan rombongan di bawah koordinasi saya adalah dimana tempat makan, kualitas menu, tempat praktek dokter terdekat dan akses internet yang cepat. Semua obyek ini dengan mudah saya peroleh pada trip pertama masa orintasi kota (istilah yang sering saya gubakan), hari itu.. </div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-90084433363538556762011-12-20T06:06:00.000-08:002011-12-20T08:12:44.605-08:00PERESMIAN PASTORAN MBC BAJAWA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBi7F4TwjwDTXQHebzb9hFjuWeegB3PJlENZuLI804ffR5q4AvdoykggW0gYeT4KNMGcjS7idfBjztMJd5UQzV0RaQFJKkT99LT5wRFFSv7esR0cV0DuaI30naHt1PSh2JU3JNT_4fhaXo/s1600/Foto0357.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBi7F4TwjwDTXQHebzb9hFjuWeegB3PJlENZuLI804ffR5q4AvdoykggW0gYeT4KNMGcjS7idfBjztMJd5UQzV0RaQFJKkT99LT5wRFFSv7esR0cV0DuaI30naHt1PSh2JU3JNT_4fhaXo/s200/Foto0357.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5688238693065667330" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcOGBSd6rpD2dwR6IPirxwJ8VoJ80UXJSjtj7W3LgFSH3yRLYqJXDkyUU83PfQ9sSOxPOBB7OsI48L_cWUbJtryw-rEGtqG_lwsO4EfSi5L0LETTmpwGyoWJVMb8otbxf_v9k-8pN33ERa/s1600/Foto0354.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcOGBSd6rpD2dwR6IPirxwJ8VoJ80UXJSjtj7W3LgFSH3yRLYqJXDkyUU83PfQ9sSOxPOBB7OsI48L_cWUbJtryw-rEGtqG_lwsO4EfSi5L0LETTmpwGyoWJVMb8otbxf_v9k-8pN33ERa/s200/Foto0354.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5688238692153824626" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Tanggal 17 Desember 2011 yang lalu, Pastoran Paroki MBC Bajawa diresmikan penggunaannya oleh YM Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsentius Sensi Potokota melalui perayaan Ekaristi Kudus yang dilanjutkan dengan pemberkatan gedung dan ramah tamah sederhana yang berlangsung di pendopo depan gedung baru tersebut. Upacara liturgi berlangsung khidmat dan dihadiri kurang lebih 800an umat yang terdiri dari undangan dan umat Paroki MBC yaitu perwakilan dari setiap KUB, ketua dan pengurus lingkungan serta ketua dan pengurus stasi se-Paroki MBC Bajawa. Misa dipimpin oleh YM Uskup Agung Ende dengan para imam konselebran Vikep Bajawa: Rm Bernadus Sebho, Pr, Pastor Paroki: Rm. Remigius Misa, Pr dan Pastor Kapelan: Rm. Albertus Ninong, Pr, serta para Pastor yang pernah bertugas di Paroki MBC antara lain: Rm. Tadeus Mitan,Pr., Rm. Efraim Pea,Pr., Rm. Silvester Betu,Pr., Rm. Paulus Sabu, Pr. dan Pastor Paroki St. Yoseph Bajawa. Pada kesempatan tersebut Yang Mulia dalam homili maupun pada saat membawakan sambutan secara terus menerus menekankan pentingnya kepada semua umat Paroki MBC untuk memaknai arti sebuah pastoran sebagai sarana untuk membantu pelayanan Gereja dalam berbagai fungsi pelayanannya. "Rumah sebagai sarana pelayanan Allah sangat membutuhkan kedamaian dan keterbukaan sehingga siapa saja yang datang dapat merasakan sungguh Roh Allah yang mendiami rumah tersebut dalam segala situasi dan waktu,"demikian disampaikan Bapa Uskup . Ditambahkan Yang Mulia bahwa pastoran yang baru tersebut merupakan bentuk nyata dari keterlibatan umat dalam karya besar Gereja untuk menyelamatkan umat manusia. Dan untuk itu sebagai pemimpin Gereja Lokal Bapa Uskup menyampaikan terima kasih kepada umat Paroki MBC dan segenap donatur yang telah mengambil bagian dalam pembangunan pastoran yang baru tersebut.<br /></div><div style="text-align: justify;">Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah sederhana yang dipandu oleh Bpk. Wilson Siga, sebagai pembawa acara yang dibingkai dalam suasana Masa Adventus. Hadir juga pada kesempatan tersebut adalah Bupati Ngada yang diwakili oleh Asisten II Sekda Ngada, Bpk. Drs. Herman Say Wea yang juga turut membawakan sambutan. Secara historis, pembangunan Pastoran MBC Bajawa yang baru tersebut juga mendapat dukungan penuh dari Pemda Ngada sejak dimulainya pembangunan pada Tahun 2007 dengan partisipasi langsung melalui sumbangan tiang dari setiap SKPD di lingkup Pemda Ngada. Tercatat 52 tiang berhasil dibangun dengan dana yang berasal dari bantuan tersebut. Hal ini terungkap dari sambutan Ketua Panitia, Bpk. J. J. Doresiu yang secara mendetail meriwayatkan sejarah pembangunan gedung pastoran sejak awal dengan menyebutkan pelakon-pelakon yang berperan didalamnya sejak perencanaan hingga selesainya pembangunan. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan prasasti peresmian gedung oleh YM Uskup Agung Ende dan penandatanganan berita acara penyerahan gedung pastoran yang lama dari pastor Paroki MBC kepada Vikep Bajawa yang disaksikan oleh Uskup Agung Ende. Acara ini didahului dengan pembacaan naskah peresmian dan berita acara oleh Bpk. Gordius Woltman Tuga.<br />Sehari sebelumnya tanggal 16 Desember 2011, dilakukan ritual adat peresmian gedung dengan upacara "zia ura ngana" yang dilakukan oleh Bpk. Dominikus Nanga yang dihadiri oleh Bapa Uskup dan seluruh fungsionaris pastoran Paroki MBC dengan berpakaian adat lengkap. Acara ini diakhiri dengan "ka sui menghe" atau makan bersama dengan menggunakan "wati" sebagai tempat makan. Seluruh peralatan makan yang digunakan adalah peralatan makan adat seperti "wati", "sea tua" dll. Di sela-sela acara ritual adat tersebut sambil menunggu hewan kurban diproses oleh seksi konsumsi, diadakan dialog antara Bapa Uskup, Romo Vikep, Romo Efraim Pea dengan semua fungsionaris pastoran Paroki MBC yang hadir. Acara ini berlangsung hampir 3 jam. Hadir juga pada kesempatan tersebut perwakilan umat dari Paroki St Longginus Wolowio yang dikomandani oleh Pastor Paroki Rm. Mans Aji, Pr.<br />Gedung yang berlantai dua dengan kurang lebih 20 ruang tersebut terlihat berdiri megah di samping Gereja MBC Bajawa. Gedung yang dirancang oleh Bpk. Elto Goru ini menelan biaya keseluruhan sebanyak 2,4 miliar rupiah dengan lama waktu pembangunannya 4 tahun lebih. Sejak awal pembangunannya terkesan tersendat-sendat karena beratnya beban pembiayaan sehingga kontaktor pelaksananyapun berganti-ganti. Terakhir, gedung ini ditangani dengan baik sekali oleh Bapak Toni Tansatrisna, yang oleh pengamatan penulis bekerja dengan sepenuh hati. Terima kasih Bapak Toni. Proficiat Umat paroki MBC....<br /><br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-4182722240622313472011-11-23T11:54:00.000-08:002011-11-23T12:28:43.284-08:001 ABAD SDK TANALODU BAJAWA<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!----><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="Body Text Indent"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:lsdexception> </w:lsdexception><!--[endif]--><!--> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <!--[endif]--> <p class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-size:85%;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;color:black;" lang="IN" > </span></span></p><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="Body Text Indent"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 36pt;" align="center"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt; font-family: "Arial","sans-serif";">PERAYAAN 1 ABAD SDK TANALODU BAJAWA</span></b></p> <div style="border-width: medium medium 2.25pt; border-style: none none double; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; padding: 0cm 0cm 1pt;"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; border: medium none; padding: 0cm;" align="center"><b style=""><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1912<span style=""> </span>-<span style=""> </span>01 Agustus – 2012</span></b></p> </div><span style="font-size: 11pt; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN"> </span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Pendahuluan </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Umum</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 26.95pt; text-align: justify; text-indent: 45.1pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Keberadaan Sekolah Dasar Katolik Tanalodu (SDK) Tanalodu yang sebentar lagi akan mencapai umur<span style=""> </span>satu abad merupakan suatu perjalanan<span style=""> </span>panjang<span style=""> </span>dari dunia pendidikan yang ada di Kabupaten Ngada<span style=""> </span>yang kita cintai.<span style=""> </span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Dari perjalanan panjang ini terdapat banyak sekali nilai yang akan dipetik dari<span style=""> </span>segala yang terjadi selama masa-masa itu.<span style=""> </span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";" lang="IT">Bagi SDK Tanalodu <span style=""> </span>perjalanan<span style=""> </span>selama 1 abad harus<span style=""> </span>disyukuri dalam bentuk perayaan dan kegiatan pendukung, karena 1 abad<span style=""> </span>merupakan kesempatan emas<span style=""> </span>untuk melakukan kilas balik<span style=""> </span>dan sejenak menoleh kembali<span style=""> </span>ke visi dasar pembentukan pendidikan di Kabupaten Ngada, keberhasilan dan kegagalan yang dialami serta<span style=""> </span>pelakon istimewa dalam perjalanan hidup SDK Tanalodu.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";" lang="IT"> </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";" lang="IT">Kisah-kisah perjalanan ini<span style=""> </span>merupakan sejarah<span style=""> </span>yang sangat bermanfaat<span style=""> </span>bagi anak cucu agar mereka<span style=""> </span>yang lahir kemudian dari kita dapat<span style=""> </span>mengetahuinya<span style=""> </span>bagaimana perjalanan perjuangan pendidikan<span style=""> </span>serta apa yang dilakukan<span style=""> </span>oleh tokoh-tokoh itu dan<span style=""> </span>peristiwa lain yang terjadi sejak SDK Tanalodu ini sejak berdiri pada <span style=""> </span>tahun 1912. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Sejarah SDK Tanalodu bermula sampai akhir abad ke-19, Belanda yang menjajah Indonesia sejak abad ke-16, sama sekali tidak memperhatikan pendidikan bangsa Indonesia. Melalui politik “ Tanam Paksa ”, kekayaan bumi Indonesia dikeruk sepenuhnya untuk kepentingan Belanda tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat pribumi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak kalangan, termasuk sebagian bangsa Belanda sendiri, mengecam penjajahan Belanda yang sangat menyengsarakan rakyat Indonesia. Seorang Belanda, Conrad van Deventer mengusulkan agar pemerintah Belanda membangun pendidikan, irigasi dan transmigrasi yang dikenal dengan “ Trilogi van Deventer ” sebagai bentuk balas budi kepada bangsa Indonesia yang lama terjajah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pemerintah Belanda akhirnya melaksanakan “ Politik Etis ” yaitu politik balas budi kepada bangsa Indonesia, antara lain dengan membangun pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pada tahun 1890 Pemerintah Belanda menetapkan peraturan mengenai subsidi pendidikan yang mulai berlaku di Hindia Belanda pada tahun 1895.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Meskipun demikian, orientasi kebijakan pendidikan di Hindia Belanda tetap demi kepentingan penjajahan Belanda. Pendidikan di Hindia Belanda dipisahkan antara pendidikan barat bagi orang Belanda dan pendidikan bumi putera bagi orang Indonesia. Pendidikan bumi putera hanya bisa diikuti oleh kalangan menengah ke atas, sedangkan rakyat biasa kurang memperoleh kesempatan. Anak bangsawan disekolahkan ke negeri Balanda untuk menambah kesetiaannya kepada penjajah Belanda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Agar pendidikan dapat menjangkau rakyat biasa, terutama wilayah yang sulit dijangkau oleh pemerintah Hindia Belanda seperti di Indonesia Timur termasuk Flores, maka pada tahun 1905 pemerintah Belanda menyerahkan usaha pendidikan juga kepada Misi Katolik dan Zending Protestan yang ketika itu sudah menjangkau wilayah-wilayah terpencil.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Kebijakan pemerintah Belanda tersebut bagaikan gayung bersambut bagi para Misionaris Katolik di Flores. Sebenarnya pendidikan di Flores sudah dimulai pada tahun 1862 dengan dibangunnya sekolah pertama di Larantuka oleh Misionaris Jesuit, kemudian menyusul sekolah putera berasrama di Maumere pada tahun 1874 dan sekolah puteri berasrama pada tahun 1879 dan 1890 juga di Maumere. Agar pendidikan melalui persekolahan berjalan lebih baik dan sejalan dengan kebijakan pemerintah Belanda yang menyerahkan usaha pendidikan juga kepada Misi, maka setelah melalui serangkaian pertemuan, yang pertama di Lela pada 11 Pebruari 1911 dihadiri oleh Residen Kupang, Controleur Hens dari Ende, tuan Lulofs sebagai penasihat pemerintah, Pater Hoeberechts,SJ dan Pater Looijmans,SJ, dan diikuti pertemuan kedua di Larantuka pada bulan Juni 1911, dibentuklah “ School Vereniging Flores ” atau Panitia Persekolahan Flores yang berkedudukan di Larantuka dengan direkturnya Pater Hoeberechts,SJ dan sekretaris Pater van der Velden, SJ. Pembentukan Panitia Persekolahan Flores tersebut merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah Hindia Belanda dengan para Misionaris Katolik untuk membangun pendidikan di Flores. Hal ini tergambar jelas dalam beberapa ketentuan mengenai organisasi dan kegiatan Panitia Persekolahan Flores yaitu :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Calibri","sans-serif";"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Controleur atau Gezaghebber bertugas mencari tempat yang sentral dan tampan untuk membuka sekolah bagi satu atau beberapa desa / kampung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Calibri","sans-serif";"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Kepala desa / kampung dan rakyat dikerahkan untuk membangun gedung sekolah dengan bahan-bahan lokal, juga kalau mungkin membangun sebuah asrama untuk menampung anak-anak yang berasal dari tempat yang jauh. Rakyat juga membangun rumah guru.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Calibri","sans-serif";"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Rakyat harus membayar pajak sekolah. Pajak itu diserahkan oleh raja kepada Controleur. Controleur membayar gaji bulanan kepada guru sesuai peraturan gaji yang ditetapkan oleh Sekretaris Panitia Persekolahan Flores di Larantuka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Calibri","sans-serif";"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Hanya Sekretaris Panitia Persekolahan Flores yang dapat mengangkat, memecat dan memindahkan guru-guru. Segala macam keluhan para guru ditujukan kepada Sekretaris Panitia Persekolahan Flores yang bertugas untuk mengatasinya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 34pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan kebijakan tersebut, Panitia Persekolahan Flores bersama pemerintah dan masyarakat mulai membangun sekolah-sekolah Katolik di masing-masing wilayah. Pater van der Velden bertugas mengurus sekolah di wilayah Flores Timur, Ende, Ngada dan Manggarai. Panitia Persekolahan Flores Wilayah Ngada bersama masyarakat dan pemerintah (Controleur Hens) mendirikan Sekolah Rakyat yang pertama di Bajawa yaitu SRK Bajawa (sekarang SDK Tanalodu) pada tahun 1912 dan SRK Boawae di Boawae pada tahun 1913.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"> <span style="">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Latar Belakang</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">1 Abad<span style=""> </span>Pendidikan di Kabupaten Ngada </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">merupakan wujud karya penyertaan Tuhan dalam perjalanan pelayanan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">pendidikan</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">Oleh karenanya, </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">karya Tuhan itu</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">harus disyukuri oleh segenap </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style=""> </span>komponen untuk memaknai<span style=""> </span>karya pendidikan yang sedang berlangsung saat ini.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">SRK Bajawa (SDK Tanalodu) yang didirikan sejak Tahun 1912, menjadi sekolah pertama di Kabupaten Ngada, juga menjadi lembaga pendidikan pertama yang mengilhami<span style=""> </span>terbentuk semua sekolah di Kabupaten Ngada bahkan Flores.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">Sebagai momentum strategis untuk merefleksi<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>merencanakan pembangunan<span style=""> </span>pendidikan yang<span style=""> </span>berkualitas<span style=""> </span>ke depan bagi semua karya<span style=""> </span>pendidikan di wilayah ini.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Thema :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">“</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">Bersyukur dan </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">E</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">valuasi Diri dalam Dinamika Medan</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"> Abdi, </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">Tetap Berkarya dan Baharui Diri</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style=""> </span>untuk Membebaskan dan Memberdayakan Pendidikan Melalui Semangat Injili, Mandiri, Solider dan Misioner</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">” </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"> <span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Kegiatan Yang Dilaksanakan :</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pra Perayaan<span style=""> </span>:</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Gerakan Sejuta Pohon Multi Fungsi<span style=""> </span>untuk semua sekolah Kabupaten Ngada.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sagusapo (Guru)<span style=""> </span>dan Lomba Taman Indah (Siswa).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba Pidato/Karangan tentang Lingkungan Hidup.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba Sekolah Sehat.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">5)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba Guru Teladan (TK, SD, SMP, SMA/Kejuruan).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">6)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba Paduan Suara (Guru dan Siswa).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">7)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba MIPA.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">8)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Katakese Umat (Seluruh KAE).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">9)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penulisan Buku.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style=""><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kelanjutan Pendidikan Nilai Edisi 2. </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style=""><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kenangan 100 Tahun Pendidikan dan Sekolah Katolik.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">10)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Konser Bersama Ibu Vero.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">11)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jalan Sehat<span style=""> </span>dan Marching <span style="">Band<b>.</b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">12)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertandingan Volly SD sampai SMA/K<span style=""> </span>(Siswa dan Guru).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">13)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Motivasi Sadar Pendidikan Oleh Motivator dari Malang (Seminar).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">14)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lomba Ja’I dan Dero Kreasi.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">15)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pembangunan Prasasti</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">16)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perbaikan Drainase.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <span style="">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Puncak Perayaan<span style=""> </span>:</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perayaan Ekaristi<span style=""> </span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penandatangan<span style=""> </span>Prasasti <span style=""> </span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Launching<span style=""> </span>: </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style=""> </span>-<span style=""> </span>Gerakan<span style=""> </span>Rp. 5000 alumni</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style=""> </span>-<span style=""> </span>Pembangunan Laboratorium Bahasa dan Komputer </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style=""> </span>-<span style=""> </span>Peletakan<span style=""> </span>Batu Pertama Kantor YASUKDA</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style=""> </span>-<span style=""> </span>Buku Kenangan<span style=""> </span>1 Abad dan Pendidikan Nilai Edisi 2. </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <span style="">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pasca Perayaan<span style=""> </span>:</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pembangunan Kantor Yasukda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pembangunan Laboratorium.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pembangunan WC Sekolah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeliharaan Lanjutan Pohon-pohon dan taman-taman Sekolah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">5)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pembentukan<span style=""> </span>Korps Alumni SDK Tanlodu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="">6)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif";">Pembentukan<span style=""> </span>Grup Band Guru.</span></p><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="Body Text Indent"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Maksud dan Tujuan </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Maksud </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Pelaksanaan perayaan 1 abad SDK Tanaludu dimaksudkan untuk memberikan perhatian terhadap nilai perjuangan dan pengalaman dalam mengelola pendidikan selama 1 abad di Kabupaten Ngada.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Tujuan </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">Sebagai wujud syukur </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">bagi segenap </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">civitas </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">Pendidikan di SDK Tanalodu/Kabupaten Ngada.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">Untuk meneguhkan komitmen kebersamaan dan kekeluargaaan serta meningkatkan semangat berkarya</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"> dalam membangun pendidikan.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"><span style="">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">Momentum reflektif terhadap realitas kekinian </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">semua sekolah di wilayah ini serta </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">untuk menajamkan visi pembaharuan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;">pendidikan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">ke</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IN">depan.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;"></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"><span style="">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Tempat pelaksanaan Kegiatan :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">Pusat <span style=""> </span>perayaan 1 abad SDK Tanalodu<span style=""> </span>akan dilaksanakan di SDK Tanalodu dengan kegiatan pendukungnya akan dilakukan di semua sekolah baik negeri dan swasta di Kabupaten Ngada sesuai arahan kegiatan yang dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah tersebut.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT"></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: "Arial","sans-serif"; color: black;" lang="IT">==Panitia Perayaan 1 Abad SDK Tanalodu Bajawa===<br /></span></p> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-18075118117024152752011-11-20T02:30:00.000-08:002011-11-20T04:06:56.837-08:00Setelah Lama Berdiam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKbxkeJN8ViLrTmkdZvEZHiLjApD8YXM7zHN8HuZSS3RD_k8IhXfAUGLwmHbz9XXv1vNsECW3ql9-OyjT40ka5boydUGliOiGJc0RTtPgOVCcHuQ60o7V8v5CoYLRoWB9lxo9gYYmpSjbL/s1600/Man+motif+daerah.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKbxkeJN8ViLrTmkdZvEZHiLjApD8YXM7zHN8HuZSS3RD_k8IhXfAUGLwmHbz9XXv1vNsECW3ql9-OyjT40ka5boydUGliOiGJc0RTtPgOVCcHuQ60o7V8v5CoYLRoWB9lxo9gYYmpSjbL/s200/Man+motif+daerah.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5677048284669267410" border="0" /></a><br />Perjalanan waktu yang terus bergerak rupanya telah membuat saya lupa bahwa saya masih memiliki sebuah blog yang masih aktif. Rupa-rupanya, kesibukan selama ini cukup menyita waktu saya. Mulai dari kesibukan mengurus diri sendiri dan keluarga, kesibukan sosial dan pekerjaan. Awal tahun ini, saya resmi berkarya di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ngada. Sebuah lembaga pemerintah yang mengurusi ekonomi strategis masyarakat Ngada. Strategis karena yang diurus adalah perut penduduk mulai dari bahan pangan (yang tereduksi dalam slogan 4 sehat 5 sempurna), komoditi perdagangan dan penyediaan protein asal hewan. Selain itu, lembaga ini juga menjadi motor utama Program Pengembangan Ekonomi Rakyat (PERAK), yaitu Program Strategis Pemerintah Ngada melalui penyediaan dan pengelolaan komoditi ternak strategis sapi, babi dan kambing. Berat memang.... Dinas P3 (demikian biasanya disingkat) sebelumnya adalah 3 (tiga) buah dinas ekonomi di lingkup Pemkab Ngada. Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan. Namun kemudian dilebur menjadi sebuah dinas saja. Arahan regulasi dasarnya adalah demi tujuan penyelenggaraan kepemerintahan di daerah yang efektif dengan menerapkan organisasi pemerintah daerah yang miskin struktur kaya fungsi. Itu baik dan benar. Namun yang menjadi persoalannya adalah dengan mengerucutnya struktur diikuti juga dengan pengurangan jumlah tenaga yang mengurusi urusan tersebut dengan sangat radikal. Padahal, ruang lingkup urusan dan luasan wilayah pelayanannya tetap. Contohnya di Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (saya di sini). Sebelumnya urusan ini diurus oleh kurang lebih 60 pegawai namun kini hanya 8 orang saja. Demikian juga dengan bidang lainnya. Harus diakui juga bahwa perubahan struktur seperti ini juga berkorelasi sangat positif terhadap kinerja pegawai di bidang ini. Tetapi kembali lagi bahwa kemampuan 60 orang dengan 8 orang sangat jelas berbeda. Walaupun yang ke-8 orang itu bekerja pada posisi loyalitas maksimal sekalipun. Persoalan lain adalah dengan jumlah rakyat (petani) yang dilayani dan jumlah serta jenis ekuipmentnya tetap, seharusnya bidang urusan ini harus didukung dengan sarana pelayanan yang memadai. Jika pengambilan keputusan hanya didasarkan sebuah premis penghematan saja maka tidak serta merta menghasilkan konklusi efektifitas dan solutif. Sebaiknya analisis struktur dan jabatan perlu ditinjau lagi untuk menghasilkan formula hemat struktur dan kaya fungsi yang proposional.<br />Tahun ini dengan energi yang pas-pasan, bidang TPH terus berupaya melayani petani dalam berbagai program. Di seksi produksi ada pelayanan penyediaan benih bagi program ketahanan pangan untuk 5.000 ha dengan menggunakan padi hibrida dan 5.000 ha lagi untuk padi non hibrida. Skema program ini adalah APBN melalui Tugas Perbantuan (TP) tanpa sharing. Ada lagi benih jagung hibrida seluas 1.050 ha. Melalui komunikasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT, penyediaan benih non hibrida di <span style="font-style: italic;">back up</span> melalui program pengembangan lahan 75 ha yang menghasilkan 375 ton benih berlabel putih untuk dikembangkan masyarakat. Di seksi PLA dan Seksi Ustan PPHP kegiatan yang ada juga hanyalah kegiatan TP tanpa sharing. Yang dimaksudkan sharing adalah sejumlah program pendukung terhadap program APBN yang ada. Ini penting, selain sebagai indikator komitmen terhadap program nasional, kelanjutan terhadap program-program nasional di daerah perlu dikawal sejak pembahasan, verifikasi, koordinasi dan evaluasinya yang terus diselenggarakan oleh kementrian pertanian. Namun sayang, hampir pasti setiap moment itu kita absent. Ini bukan kerugian pelayannya tetapi rakyat yang dilayaninya.....<br />Sobat...., setelah tenggelam dalam runtun pikir topik sederhana ini ternyata cukup menghasilkan banyak alur lagi yang terkorelasi dengan topik ini. Saya paskan dulu saja, sebelum naluri imajiner liar saya mulai keluar. Hehehe.<br />Terima kasih.. Salam.Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-80954914133308068962010-04-28T11:29:00.000-07:002010-04-28T11:59:16.856-07:00Supremasi Hukum di Indonesia<div style="text-align: justify;"> Hukum di negeri ini sekarang menjadi sorotan publik yang luar biasa. Sejak terungkapnya skandal century hingga skandal pajak yang telah melibatkan banyak pelaku hingga laporan yang bertubi-tubi oleh masyarakat tentang praktek mafia peradilan semakin menjastifikasi bahwa betapa hukum di negara kita seakan tidak lagi berfungsi sebagai hukum sebagaimana mestinya. Gugatan, hujatan dan pembelaan silih berganti ditayangkan di media publik kita. Para pakar hukum dengan pengetahuan hukum yang entah benar atau hanya sekedar bercuap-cuap juga silih berganti membuat pendapat. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin hari persoalan hukum semakin menuju kepada ketidakpastian hukum yang menyakitkan bagi banyak kalangan. Banyak produk hukum bermakna ambivalen yang menyebabkan interpretasi hukum juga menjadi beragam dan memusingkan. Dalam situasi seperti ini, maka tidak mengherankan di beberapa tempat masyarakat memilih untuk menyelesaikan persoalan dengan caranya sendiri. Ada demonstrasi yang berakhir ricuh, perkelahian antar kelompok, penyerangan dan perkelahian masal dan beberapa perilaku destuktif lainnya mewarnai topik berita harian di negara kita. Sudah sedemikian parahkah hukum di negara kita? lalu?<br /> <br /> <br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-86663748227267277022009-12-29T03:17:00.000-08:002009-12-29T05:25:54.474-08:00Malam Pergantian Tahun Di Ngedukelu<div style="text-align: justify;">Malam itu, 31 Desember 2008, langit kota bajawa dipenuhi awan hitam tebal. Gerimis yang terus turun sejak sore merisaukan Wiju dan teman-temannya. Betapa tidak sejak 3 (tiga) hari yang lalu, mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk merayakan malam pergantian tahun itu. Sound system titipan Om Niko Ruu yang cukup lengkap dengan peralatan band sederhana di tempatnya Wiju, sudah pula di atur sedemikian rupa di tenda biru yang dipasang tepat di lorong depan rumahku. Alih-alih hujan berhenti, sekitar jam 19.00 hujan semakin lebat yang terasa ketika menyentuh seng rumah.... <span style="font-style: italic;">seperti biji jagung</span>. Semua bengong!!!!<br />Dengan kondisi cuaca demikian, memang tidak ada seorangpun yang berani keluar rumah dengan keadaan yang sangat dingin seperti itu. Kota Bajawa memang kota dingin. Berada di ketinggian 1.200 meter dpl, dengan suhu rata-rata 16 derajat Celsius. Sayapun memilih diam di rumah, duduk santai di teras rumah sambil mengisap rokok Sampoerna putih kesukaan saya. Dari teras rumah saya memperhatikan dengan seksama teman-teman yang selalu dekat dengan saya di kompleks itu. Wajah mereka benar-benar menunjukkan kekhawatiran kalau-kalau hujan tidak berhenti. Ada Wiju, Jimmy Maranda, Jemy Fono, Ferry, Petu Wea, No Wea, Kikis , Hery Niki dan Hery Reo mencoba untuk bersabar menunggu berhentinya hujan. Kira-kira setengah jam kemudian isteriku tercinta membawa pisang goreng panas lengkap dengan kopi panas beberapa gelas ke hadapanku sambil memanggil teman-temanku untuk merapat. Serta merta semua nekat menerobos hujan berlari ke depan teras rumahku. Semua mengambil tempat masing-masing dan tentu saja dengan semangatnya mengambil gelas kopi dan pisang goreng yang masih hangat itu.<br />Suasana berubah ceria. Semua tidak lagi memikirkan hujan yang terus turun dengan derasnya di akhir bulan itu. Pembicaraan bergeser ke hal-hal seputar makanan. Ide yang muncul adalah acara makan bersama tutup tahun. Namun yang menjadi persoalannya adalah bagaimana kami mendapatkan logistik secara cepat pada waktu dan kondisi cuaca seperti ini. Ada sejumlah alternatif yang ditawarkan. Pada akhirnya kami memilih untuk memanfaatkan setiap potensi logistik yang ada di masing-masing rumah. Kira-kira jam 22.00, hujan benar-benar berhenti dan ini melegakkan semua yang ada. Tanpa dikomando semua kabur ke rumah masing-masing untuk mengambil logistik baik yang telah dalam bentuk makanan siap konsumsi maupun dalam bentuk metah. Tak diduga sebelumnya, cukup banyak makanan yang tersedia termasuk daging mentah yang siap panggang. Sejumlah ibu-ibu ikut bergabung, dan secara spontan mengurusi konsumsi. Para lelaki membuat api unggun di seputar tenda. Wiju dan kawan-kawannya mengurusi sound sistem. Tidak lama kemudian musik dengan melodi Natal berirama Rock, telah dimainkan anggota band dadakan "Persenge". Semua tenggelam dalam kegembiraan malam tutup tahun. Pada saat-saat seperti itu, sumbangan moke arak, bir dan minuman ringan terus berdatangan dari tetangga sekitar sembari ikut bergabung. Kompleks kami tepatnya berada di pusat kota Bajawa, dekat terminal kota dan dikelilingi pertokoan. Tepat pukul 24.00, kami menghentikan semua aktifitas, mengambil sikap diam, mencari tempat masing-masing dengan nyaman dan siap berdoa. Kami melalui saat-saat pergantian tahun malam itu...dengan berdoa!!!!!!!! Tiada kembang api.... tiada terompet...tiada meriam bambu.... Hanya untaian kata doa yang keluar dari mulut kami melantunkan doa Bapa Kami dan Salam Maria dengan saling bersahutan.....!!!!!<br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-90346003034527727532009-09-05T21:30:00.000-07:002009-12-29T05:34:57.275-08:00BENARKAH WANITA MEMBUTUHKAN LELAKI?<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Saduran :</span><br /><span style="font-weight: bold;"> http://cintadearhaniey.wordpress.com/category/tentang-cinta</span>/</p><p>Mengapa wanita memerlukan lelaki di dalam hidupnya? Untuk beberapa waktu dahulu, ia begitu memukul-mukul kepala. Ya, apa perlu seorang wanita yang bebas mempertaruhkan sebahagian besar hidupnya kepada tangan seorang lelaki?</p> <p>Bukankah lebih hebat jalan dihujung minggu bersama kawan rapat, berkenyit-kenyitan mata kepada lelaki kacak yang saling tidak putus dan tidak lokek senyum tanda salam perkenalan?</p> <p>Saya mempunyai seorang rakan, sederhana cantik, tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, tidak terlalu buruk, tidak terlalu jelita, manisnya ada, santunnya memikat orang tua, beragama juga kerana selalu sahaja diceritakan dia terhendap-hendap membawa sejadah masuk ke bilik stor kecil untuk solat, dan dia, sentiasa cuba gembira dengan kehidupannya yang solo ? Tetapi saya fikir, saya faham apa yang berputar-putar dalam kepalanya. Dia tidak dapat berdusta betapa kebahagiaan cinta kawan-kawan membuatnya cemburu, dan membuatnya selalu terfikir-fikir: Apalah perasaan gadis yang dipuja dan dicintai hebat oleh seorang lelaki?</p> <p>Kawan, saya harap dia membaca artikel ini. Cinta tidak datang dipaksa-paksa. Cinta tidak juga datang kala kita mahukannya. Jika kita mahukan ia menjadi air, ia datang seperti api. Tetapi, jika kita bersabar dan menerima ketentuan Tuhan, seorang lelaki yang baik akan didatangkan kepada kita juga. Lelaki yang baik itu tidak turun dari langit. Lelaki yang baik itu juga tidak semestinya datang dengan kepala berketayap, janggut selambak atau harta membuak-buak.</p> <p>Tetapi lelaki yang baik, jika Tuhan mahukan dia menemani kita sepanjang hayat, membimbing kelakuan kita, menjaga kemurnian kalbu bersama-sama, mendidik, membuka jalan agar kita dapat memperdalami selok belok agama yang barangkali selama ini hanya menjadi pakaian dan lencana, dan memberikan kita zuriat yang halal lagi dirahmatiNya ? Dia akan datang apabila tiba masanya. Lambat atau cepat, maafkan saya, kerana Allah itu yang lebih mengetahui.</p> <p>Kawan, kedatangan seorang lelaki dalam kehidupan seorang wanita seperti manusia kudung yang diberikan semula sebelah kakinya. Dia, menyempurnakan kita. Namun, tidak kira semasyhuk mana sekalipun perkasihan dua jantina, selain perkara yang cantik-cantik dan molek-molek, kita, wanita, harus bersedia menerima kehodohan-kehodohan perhubungan.</p> <p>Kerana apabila kita mempersilakan seorang lelaki duduk di samping kita untuk sepanjang hayat, bererti kita harus langsung juga mempersilakan sekian masalahnya berbaring di bahu kita. Kerana itu tidak hairan jika kita mendengar ada di kalangan kita, gadis, yang merungut-rungut kerana tanggungjawabnya terhadap keperluan hidup lelaki tidak juga berkurangan walaupun belum lagi berkahwin.</p> <p>Ya, lelaki memang mendatangkan bahagia. Tetapi lelaki juga mendatangkan sengsara. Tetapi jika kita bijak menatangnya, semuanya pasti baik-baik sahaja. Namun itulah adat dalam perhubungan. Yang buruk-buruk pasti ada .Barangkali daripada si dia, barangkali juga daripada kita, tetapi kita harus cermat mengimbangkannya agar jodoh berkekalan ke hari tua?</p> <p>Bagi yang sedang galak bercinta dengan lelaki permata jiwa tetapi menerima tentangan famili dua pihak, jika anda fikir anda tidak mungkin mampu hidup bahagia tanpa restu ibu bapa, maka ada baiknya anda menyerah kalah saja. Walaupun tidak saling memiliki, dan cinta tidak juga diwali dan dinikahi, anda dan dia tetap pengantin di dalam jiwa. Barangkali sudah sampai masanya anda mencari sahaja lelaki lain untuk dibawa pulang menemui ibu bapa.</p> <p>Bercakap soal kahwin, beberapa kenalan rapat yang dewasa bersama-sama sejak zaman gatal-menggatal kenyit mengenyit kala di bangku pengajian, kini sudah disunting, dan bakal menjadi isteri kepada lelaki yang mereka cintai. Semoga mereka tak tersalah pilih. Dan semoga lelaki yang dipilih, melaksanakan tanggungjawab dan melunaskan hak suami isteri.</p>Wanita, kita dicipta dengan kemuliaan syahadah. Kerana benih seorang lelaki, kita ini tersenyawa, dikurnia tenaga sehingga kita mampu menyibak jalan keluar dari rahim ibu untuk melihat dunia. Kerana benih seorang lelaki, kita ini ditiupkan jiwa, menjadi manusia, dan mencari seorang lelaki untuk dicintai, sebagaimana ibu diilhamkan Tuhan untuk berkasih sayang dengan bapa. Dan kerana Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, kita wanita, kita ini diciptakan daripada lengkungan rusuk kiri lelaki, tidak terlalu gaha sehingga mengenepi kudrat lelaki, tidak juga terlalu lemah sehingga jatuh menyembah kaki. <p>Tetapi kerana ciptaan Tuhan itu indah, kita terbit daripada rusuk lelaki, bukan dekat kepala untuk dijunjungi, bukan dekat bahu untuk membebani, bukan dekat lengan untuk dijulangi, bukan dekat jari untuk disakiti, bukan dekat pinggul untuk dihenyaki, bukan dekat lutut untuk ditindihi, bukan dekat kaki untuk ditunggangi, tetapi dekat pelusuk hati ? Untuk dimulia, disayangi dan dicintai.</p> <p>Andai lelaki itu burung yang terbang, kita adalah angin lembut yang bersisir-sisiran sepanjang perjalanannya. Tetapi kerana fitrah kejadian Tuhan wanita itu kebergantungan hidupnya harus saja diserahkan kepada seorang lelaki yang boleh melindungi, maka kita pun tidak selamanya mahu menjadi angin semata-mata. Kita mahu menjadi bunga, menghias sayapnya. Kita mahu terus bersama-sama, terbang dari rendah perkebunan bunga sehingga ke sayup langit terbuka, sehingga jalannya yang paling hujung, sehingga kita tua, rapuh dan mati. Tetapi kita bahagia dalam dakapannya.</p> <p>Semoga kita semua diketemukan dengan jodoh yang baik…</p>.<br /><br /> <br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-16812779344049110642009-07-26T21:25:00.000-07:002009-07-26T08:07:01.378-07:00Membangun Agribisnis Indonesia<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: arial;">Agribisnis dapat didefinisikan sebagai pengelolaan pertanian dengan orientasi bisnis. Mengapa bisnis? Pertanyaan ini sangat penting karena menjadi falsafah dasar ketika kita membedah persoalan agribisnis selanjutnya. Sebagaimana kita ketahui, sebagian besar penduduk kita bermata pencaharian sebagai petani dalam berbagai sub sektor ekonomi seperti pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan. Ada juga pada perspektif tertentu, masyarakat Indonesia sering disebut sebagai masyarakat agraris. (ngantuk....bersambung aja deh...)<br /></span></span></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-3994099412850263402009-04-26T08:08:00.000-07:002009-04-26T08:21:41.892-07:00MMA UGM JOGYAKARTA ANGK. XX<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2mYJnKM5bnD3Kir_MDqkHtv2AYxNKDCHnQKrwH93a3FDnLQS_Qr4CMPS17rhTFY8EJW2ZjHErydWwNp_uTpCU2bn04RS3dgevf-jabJC3IH76lDf5im1nz8dN_bGwSaatU1q24Usr8Psy/s1600-h/04042009889.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2mYJnKM5bnD3Kir_MDqkHtv2AYxNKDCHnQKrwH93a3FDnLQS_Qr4CMPS17rhTFY8EJW2ZjHErydWwNp_uTpCU2bn04RS3dgevf-jabJC3IH76lDf5im1nz8dN_bGwSaatU1q24Usr8Psy/s320/04042009889.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5329019528893670546" border="0" /></a>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-66938490085390988692009-01-26T00:26:00.000-08:002009-07-26T07:18:26.934-07:00KALAU<div style="text-align: center;"><br /></div><br />Kalau sore telah menetap di permukaanmu<br />hampir pasti kumengerti<br />ia belum kembali<br /><br />Kalau benar terjadi,<br />mungkinkah aku menerima uluran tanganmu.......<br />yang kau jamah sepanjang tujuh belas hasta lebih sedikit<br />di dasar hati...........<br />Kubidik lenting kaca yang mencermin kejadian gaib<br />sebelum sempat terjadi,<br />meski terjadi bukan untuk hari ini,<br />ini semua terjadi<br />dalam batas rentang<br />tali pengikat komitmen yang tak bertepi....<br />dalam katamu sore itu.<br /><br />Kalau malam tetap kelas di atasmu<br />hampir yakin bagiku kini<br />ia memang tidak kembali............Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-45072206708476424772009-01-22T21:16:00.000-08:002009-12-29T05:36:18.679-08:00PEMERINTAHAN ASLI NGADA (dan Nagekeo).<div style="text-align: center;">Oleh : Daud L Bara, SH.<br /></div><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="PT-BR">Sejarah mencatat bahwa sebelum wilayah Indonesia<span style=""> </span>berada dalam kekuasaan<span style=""> </span>kolonialisme, imperialisme asing khususnya Belanda telah<span style=""> </span>terdapat puluhan kerajaan bahkan mungkin ratusan kerajaan lokal.<span style=""> </span>Mereka mengatur kelangsungan hidupnya dengan aturan-aturan secara turun temurun dan sangat khas serta unik untuk dirinya sendiri. Keseluruhan<span style=""> </span>kerajaan itu,<span style=""> </span>dalam arti “negara’ yang berdaulat.<span style=""> </span>Keberadaan negara bangsa itu sangat ditentukan oleh kemampuan para pendukungnya dalam mempertahankan diri dari persaingan dan pertentangan diantara “negara” kerajaan-kerajaan atau komunitas-komunitas yang ada ketika itu. Sehubungan dengan itu berkembang pula suatu identitas diri yang amat diperlukan sebagai kekuatan untuk mepertahan kan keberadaannya sesuai dengan tradisi mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="PT-BR"><span style=""> </span>Demikian halnya<span style=""> </span>dengan wilayah yang kita sebut Ngada ini yang oleh penjajah Belanda dijadikan sebuah wilayah administratif pemerintahan yang kemudian disebut Onder Afdeling Ngada.<span style=""> </span>Wilayah ini sebenarnya merupakan gabungan dari wilayah-wilayah yang lebih kecil yang oleh Belanda dijadikan Landschap yaitu Ngada, Nagekeo dan Riung yang masing-masingnya memiliki budaya dan sitem pemerintahan sendiri berdasarkan latar belakang budaya dan adat istiadatnya sampai kurang lebih Tahun 1907 ketika Belanda masuk wilayah ini.<span style=""> </span>Setelah wilayah ini dikuasai Belanda merubahnya dengan sistem Pemerintahan Belanda.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="PT-BR"><span style=""> </span>Mengenai<span style=""> </span>sistem pemerintahan lokal atau asli tidak banyak literatur yang menulis tentang hal ini kecuali para<span style=""> </span>misionaris Katolik yang pernah bertugas di wilayah ini seperti P. Paul Arnt, SVD yang meneliti tentang Spritualitas Orang Ngada, bahasa dan budaya dan lain-lain. <span style=""> </span>Hasil wawancaranya dengan orang-orang tua pada masa itu dan cukup banyak yang berhasil<span style=""> </span>dikumpulkan dan ditulis. Selain P. Paul Arnt, SVD juga P. Dr. Herman Yosef Bader, SVD<span style=""> </span>(Sarana Etnologi<span style=""> </span>Budaya dalam<span style=""> </span>mata pelajaran ilmu bangsa-bangsa pada SMAK Syuradikara Ende, 1953-1957 bersumber pada disertasi doktoralnya yang berjudul “Der Künste Von Ngadha”. Senantiasa diangkatnya menjadi contoh dalam mata pelajarannya. Disamping itu dijumpai refrensi tentang budaya adat dan istiadat yang telah di kumpulkan oleh Yosep Tua Demu, BA dan menulisnya dalam bentuk manuskrip.<span style=""> </span><span style=""> </span>Beliau sering<span style=""> </span>menjadi narasumber dalam<span style=""> </span>berbagai kesempatan seminar atau lokakarya<span style=""> </span>terutama<span style=""> </span>yang menyangkut budaya dan banyak hal menarik yang perlu terus digali untuk diangkat ke permukaan.<span style=""> </span>Juga dapat dijumpai dalam keseharian ketika kita berada di kampung-kampung tradisional yang masih ada, menanyakan berbagai hal yang menyangkut budaya dan adat istiadat pada orang-orang yang dianggap mengerti budaya, kita akan memperolehnya dengan mudah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="PT-BR"><span style=""> </span>Menurut P. Herman Yosef Bader, SVD, dalam disertasinya menulis bahwa orang Ngada berasal dari daratan Yunan Selatan (Selatan Cina). Hal ini jika dikaitkan dengan ungkapan dalam ritus adat Reba pada saat Sui Uwi, menyebutkan : “Puü Zili Sina One” yang secara harafiah diartikan ”Dari Cina nun jauh di sana”.<span style=""> </span></span><span style="" lang="SV">Banyak nama orang diberi nama Sina. Ine Sina, Sina Dewa, dll. <span style=""> </span>Demikianpun nama rumah adat atau Sao Meze : Lusi Sina, Sina Ziä. Nama kampung seperti Piga Sina, Suri Sina, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Dalam tulisannya mengenai pemerintahan asli, P. Herman Yosef Bader, SVD juga mengemukakan bahwa<span style=""> </span>Ngada mempunyai struktur kepemerintahan budaya yang berbentuk republik<span style=""> </span>setingkat desa yang berdemokrasi murni. Mereka mengenal struktur wilayah teritorial dalam pemerintahannya (struktur genealogios).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0mm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV">Struktur Wilayah Teritorial.<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Wilayah Ngada yang kita kenal sekarang ini pada masa lampau lebih dikenal dengan nama”Ota Roja”. Nama ini ditemukan dalam butir 60 kisah perjalanan panjang Orang Ngada dari negeri asalnya yang menyebutkan ”Lau mai da toja gha nuka dia Roja” (Itulah dia yang semakin tertuju ke Roja ini). Butir 61 mnyebutkan ”Dia gha tiwu lina, tiwa da lina latu, sa bhege ba bheo pau” (telah tiba di teluk yang indah, ada secercah cahaya, gamabaran adanya kehidupan). ” Oba nee Nanga da se....gha waebata” (Leluhur Oba dan Nanga telah menaklukkan samudera). ”Sa lapa sa lazi neë maghi padhi, sa teda sa ngeda neë peda mëra” (tanah yang ditunjuk dan yang akan dikuasai, dibagi habis<span style=""> </span>dengan batasnya barisan lontar dan duri perang). ” Pale nee zala pale, toke nee zala sede” (Berpencarlah ke wilayah pesisir dan mendakilah ke daerah pegunungan/pedalaman). Yang berpencar dan menguasai wilayah pesisir selanjutnya disebut ”Ata Maü”, dan<span style=""> </span>yang masuk ke wilayah pedalaman disebut ”Ata Duä”. Secara alamiah kondisi wilayah di Ngada ini dipecah-pecahkan oleh deretan pegunungan bukit dan sungai yang disebut ”degho wolo” dan ”baka leko”. Di antaranya masih terdapat gunung dan bukit yang berdiri sesuai dengan keberadaannya sendiri-sendiri yang disebut ”Toko wolo”. Di setiap Toko wolo terdapat dua hal pokok yang perlu diketahui, yakni :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0mm;" start="1" type="1"><ol style="margin-top: 0mm;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Secara alami sejak awalnya terdapat hutan yang ditumbuhi perbagai jenis tanaman kehutanan yang bermanfaat bagi kehidupan/fungsi alami dan dapat dimanfaatkan hasilnya bagi kebutuhan hidup warga. Wilayah ini disebut ”Fao Kaju”. Dimana komunitas masyarakat yang berdiam di sekitarnya selalu identik dengan keberadaan hutannya (identitas teritorial wilayah dan manusia).<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Kawasan hutan yang dibudidayakan dengan jenis tanaman tertentu seperti bambu, yang ditanam di sekitar wilayah perkampungan atau di bukit/dataran dekat perkampungan yang disebut ”Fao Bheto” (daerah pedalaman). Sedangkan<span style=""> </span>di kawasan pesisir lebih dominan tanaman kelapa yang disebut ”Fao Nio”<o:p></o:p></span></li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Di setiap Fao Kaju, Fao Bheto dan Fao Nio terdapat beberapa buah kampung (Nua, Boä atau Ola) sebagai pendukung kawasan lingkungan masing-masing dengan hukum adatnya sendiri-sendiri. Walaupun nampaknya serupa tetapi tidak sama tergantung kesepakatan yang dibangun dalam komunitas Fao masing-masing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Selain fao kaju, fao bheto dan fao nio memiliki hukum/adat yang sifatnya umum, ternyata di tingkat ”Nua” atau kampung juga terdapat otonominya sendiri berdasarkan ”Ulu-eko Nua”. ”Nua” mengatur dan mengurus kepentingan ”One Nua” (dalam kampung) dipimpin oleh fungsionaris adat (Dela One Nua, Mosa One Nua, Mosa Ulu Laki Eko, Mosa Wuku Ulu Laki Enga Eko, Mosa Udu Daki Eko). Mereka mengurus berbagai hal menyangkut kepentingan bersama seluruh warga dalam kampung dan tidak boleh ada campur tangan dari kampung lain. Mengatur, mengurus persoalan dalam komunitas seperti : masalah tanah, adat istiadat, perkawinan, pertanian, pesta adat, peradilan adat (mengurus perkara antar warga dalam kampung / bapho untuk menyelesaikan pertiakaian).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Setiap Nua/Kampung terdapat komunitas yang lebih kecil lagi yaitu ”Woe” atau Klan yang sering identik dengan<span style=""> </span>”Suku” (sebuah interpretasi yang perlu dirumuskan kembali). ”Woe” memiliki struktur kepengurusan tersendiri oleh<span style=""> </span>mereka yang berkesatuan kedarahan (genealogis) dan sangat otonom.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Pada tingkat ”Nua” sampai denga ”Toko Wolo” terdapat kepemimpinan dan pemimpin yang kolegial/kepemimpinan bersama atau gotong royong (toö<span style=""> </span>penga toö, rejo penga rejo) yang terdiri dari para Mosa Woe, Pendiri Kampung (Mori Tere Lengi), para fungsionaris seperti para mosa, Mori Kewe atau penguasa tanah ulayat,<span style=""> </span>Mori Teke Wesu/Mori Buku (pemangku fungsi penaggalan/bulan), Mori Padhe Bisa ( imam adat untuk berhubungan dengan para dewa atau leluhur di alam baka). Mereka ini disebut ”Mosa Laki” karena merupakan pemanut yang bijak dan berwibawa, berperan untuk menggerakan masa bila ada tantangan yang menghadang, yang mengganggu keutuhan wilayah teritorial mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0mm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV">Struktur Genealogis (Woe)<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV">a.</span></b><span style="" lang="SV"> <b style="">Ngada<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Dalam setiap kampung di Ngada ini (Nua) terdapat beberapa ”Woe” atau Klan yang memiliki struktur kepengurusan sendiri oleh para pendukung ”Woe”<span style=""> </span>yang berkesatuan kedarahan (genealogis). Secara fisik di perkampungan tradisional orang Ngada <span style=""> </span>dijumpai monumen yang dibangun di tengah kampung berupa Ngadhu/Madhu, Bhaga, Peo dan Ture. Ada ungkapan ” Ngadhu nee Bhaga<span style=""> </span>tau rada go kisanata”.<span style=""> </span>Berapa jumlah Ngadhu dan Bhaga dalam satu kampung dapatlah diketahui berapa jumlah ”Woe” dalam kampung tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Woe memegang otonomi tertinggi karena memiliki bidang tanah, hutan terutama tanaman bambu, kelapa, loka, barang-barang mas dan yang paling utama dalam Woe terdapat ”Kesatuan Manusia” dan memiliki pemimpin secara turun temurun. Woe mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus semua kepentingan dalam kesatuan Woe.<span style=""> </span>Kepemimpinan atau pemimpin dalam Woe disebut ”Ana Koda”. Anakoda biasanya berasal dari Saö Saka Puü dan Saö Meze Saka Lobo yang bila ada upacara Pogo Ngadhu/Madhu dan dibawa masuk dalam kampung maka yang naik berdiri di atas batang Ngadhu adalah Anakoda. Satu berdiri di depan yang disebut Saka Lobo dari Saö Meze Saka Lobo dan satunya di belakang yang disebut<span style=""> </span>Saka Puü dari Saö Meze Saka Puü dan yang ada di bawah yang memiliki peran penting disebut ”Wua Ghao” (Wua Nemo Ghaö Muë).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Monumen utama dalam Woe berupa Ngadhu/Madhu, Peo, Bhaga terdapat tiga<span style=""> </span>unsur kekuatan pokok yang memiliki peran penting dengan konsekwensi memperoleh hak dan kewajiban yaitu<span style=""> </span>: <span style=""> </span>Saka Puü, Saka Lobo dan Wua Ghao yang menurut P. Hubert Muda, SVD, organisasi tiga serangkai masyarakat asli ada kemiripan dengan eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam bidang administrasi modern. Berbeda dengan struktur wilayah<span style=""> </span>teritorial ”Nua” yang disebut ”Ulu Eko” yang diatur menurut dasar hukum adat ”Sui Uwi Reba” dengan peraturan pelaksana adat<span style=""> </span>yang dikenal dengan nama ”Waru Jawa” melalui kesepakatan Mosa Ulu Ekonya, maka pada Woe lebih dikenal dengan istilah ”Puü dan ”Ngalu” (Puu dan Lobo) atau pokok/pangkal dan ujung. ”Woe” adalah kelahiran Ngadhu dan Bhaga. Baik Saka Puu, Saka Lobo maupun<span style=""> </span>Wua Ghao memiliki rumah adat (Sao Meze) yaitu Sao Meze Saka Puu, Sao Meze Saka Lobo<span style=""> </span>dan Sao Meze Wua Ghao.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Semua Sao Meze memiliki Suä (lambang hak dan kewajiban). Dalam perkembangannya terutama karena anggota semakin bertambah dan sudah mencapai tingkat kemampuan tertentu, maka akan melahirkan ”Sao Dhoro” atau rumah pemekaran baru dan diberi/dibagi Suä (hak dan kewajiban) dengan bidang tanah atau kekayaan tertentu.<span style=""> </span>Bila Sao Dhoropun dalam<span style=""> </span>perkembangannya mengalami kemajuan dan pertumbuhan manusia yang semakin banyak, maka akan melahirkan Saö Tede. Saö Tede tidak memiliki Suä sendiri. <span style=""> </span>Sao Tede merupakan bagian yang terpisahkan dari Sao Dhoro, tetapi merupakan bagian dari Sao Meze dari mana mereka<span style=""> </span>berasal dan mengacu pada peka puu atau peka lobo atau wua ghao sesuai struktur masing-masing dan tergabung dalam satu Woe pemegang hak tertinggi. Woe memiliki bidang tanah (tanah Ngadhu-Bhaga atau tanah milik bersama Woe/Klan) yang dibagi sama rata dengan batas-batas tertentu menurut ”Lanu”. Setiap Lanu<span style=""> </span>dibagi lagi lahan untuk digarap bagi kelangsungan hidup anggotanya yaitu Padhi Hae/Padhi<span style=""> </span>Sae Duri Tewu. Bagi orang Ngada pendukung budaya Reba, memiliki hukum pertanahan yang disebut ”Sa Lapa Sa Lazi Nee Padhi Maghi,<span style=""> </span>Sa Teda Sa Ngeda Nee Peda Mera” ( semua tanah telah dibagi habis dengan batas tertentu yang diibaratkan dengan<span style=""> </span>barisan pohon lontar dan duri perang).<span style=""> </span>Pembagian tanah secara adil dan merata bertujuan untuk diolah secara baik bagi peningkatan taraf hidup semua orang (Wi Polu Bhogu Jou, Paga Bhangu Asa).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Dari uraian singkat di atas baik mengenai strukur wilayah/teritorial maupun geanologis (Woe/Klan) yang ditemukan dalam budaya Ngada (pendukung Budaya Reba) memiliki struktur kepemerintahan budaya yang berbentuk republik desa, berdemokrasi murni dan sangat otonom.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV">b. Nage<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Demikian halnya, Komunitas Masyarakat Adat Nagekeo.<span style=""> </span>Menurut Bapak Eperadus Dhoy Lewa, komunitas masyarakat adat Nage tidak banyak berbeda dengan budaya Ngada. <span style=""> </span>Setiap kampung<span style=""> </span>(Nua/Ola/Boa)<span style=""> </span>selalu memiliki ”Peo-Ngusu-Nabe” yang merupakan simbol persatuan dalam persekutuan adat. <span style=""> </span>Ada ungkapan<span style=""> </span>: ” Koko Neë dolo to, Lanu neë tadu asu” (memiliki pembagian hak dan kewajiban yang jelas). Ada Sao Waja, Peo, Ngadhu. Struktur masyarakat di Nage mewajibkan<span style=""> </span>setiap Klan memiliki ”Hoö”. ”Hoö” adalah orang kebanyakan yang dari awalnya tidak memiliki tempat berusaha dan mereka dimanfaatkan untuk membantu tuannya melaksanakan tugas harian memelihara dan menggembalan ternak,<span style=""> </span>berkerja di sawah dan di ladang, dan membantu urusan dalam rumah tangga. Kemosalakian orang di Nage adalah mereka yang dianggap berkemampuan lebih. Mereka sangat menjunjung tinggi martabat karena setiap orang harus menunjukkan kemampuan memiliki harta benda, tanah garapan yang luas dan ternak yang banyak. Dengan demikian status sosialnya terangkat dan diakui.<span style=""> </span>Ada ungkapan yang merupakan prinsip yang wajib dijalankan adalah : ”Bani puü ngiï da Ngai” yang secara harafiah dapat diartikan : ” Berani tampil karena bisa”. Masyarakat Nage memiliki fungsionaris adat seperti :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Mosa Ulu Laki Eko (Pemimpin Wilayah)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Mosa Watu Laki Tana (Pemilik Tanah)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Mosa Bhada Laki Wea (Mosa yang memiliki ternak yang banyak dan harta (orang berada)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Mosa Wiwi Laki Lema ( Orang yang pandai berbicara yang sering dipercayakan sebagai juru damai)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Mosa Boä Laki Ola (Pemuka dalam kampung).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI">Mereka memiliki semboyan hidup<span style=""> </span>:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Wingdings;"><span style="">v<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">Kamu kana nama mala (harus memiliki kekerabatan yang luas).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI">Contoh ungkapan/pernyataan salah satu suku yang ada di Nage, sebagai berikut<span style=""> </span>:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI">” Ta so nama wolo dhu zele lodo, Kamu lana nama mala badha zele djdja. Kami Ebu Oba Kajo Nanga, Kami dho dho puü zele wolo, Gheghe se tege, puü lobo leke zele, Kesu sa loge, Kami dhodho puü pore lena zeta”.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Peo Ngusu Nabe di Komunitas Nage memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dengan Komunitas Ngada karena ada Saka puü-Saka Lobo-Ada Iwu – Lado Bepi dan tugu-tugu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="FI">c. Keo<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Di Wilayah Keo (Keo Tengah dan Mauponggo) dari <span style=""> </span>keterangan Bapak Arnold Dhae dan Bapak Anton Towa dari Mauponggo (yang kemudian juga disampaikan oleh Bapak Pit Yan Jo dan Bapak Salesius Wundu dari Keo Tengah) ; di masa lampau komunitas masyarakat adat Maü, sangat menentukkan masalah mati hidupnya sendiri. Otonomi atau hak mengatur dan mengurus rumah tangga komunitas sebagai wilayah hukum diatur melalui hukum adat.<span style=""> </span>Kewenangan dan kewajiban tidak hanya menyangkut kepentingan duniawi tetapi juga menyangkut kepentingan rohani.<span style=""> </span>Tidak hanya berkenaan dengan kepentingan umum/komunitas (pemerintah/negara) tetapi juga kepentingan penduduk perseorangan. Isi otonomi menurut hukum asli sebetulnya sangat luas dan memiliki unsur-unsur asli yang bermutu tinggi walau dalam bentuk yang sangat sederhana.<span style=""> </span>Namun sejak jaman Belanda bahkan sampai saat ini terjadi pembatasan-pembatasan dalam otonomi dan terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hukumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Setiap kampung tradisional mempunyai sitem pemerintahan sendiri berdasarkan ”Peo Yenda” (monumen/lambang persatuan dan kesatuan dalam kampung). Setiap ”Peo Yenda” terdapat pemangku adat yang disebut ”Saka Puu” dan ”Saka Lobo”. Segala urusan dalam kampung harus mendengar perintah<span style=""> </span>dari pemamngku ”Saka Puu” dan ”Saka Lobo” Peo Yenda.<span style=""> </span>Baik Saka Puu maupun Saka Lobo masing-masing mempunyai ”Tuku” yang berfungsi sebagai penopang/pendukung.<span style=""> </span>Saka Puu, Saka Lobo dan Tuku memiliki beberapa ”Ana Tuku” dan dari ”Ana Tuku” terbagi lagi menjadi beberapa ”Woe” atau suku.<span style=""> </span>Pemangku adat ”Ana Tuku” berfungsi seperti para menteri dalam kabinet yang bertugas membentengi/menopang struktur yang ada di atasnya. <span style=""> </span>Setiap suku/Woe turun ke beberapa ”Ngapi” (bagi lika wunu).<span style=""> </span>Misalnya pada saat pesta adat ”Pebha” atau ”Para” atau ”Pa” mereka memperoleh bagian yang sama namun tidak boleh mendahului struktur yang sudah ditetapkan di atasnya.<span style=""> </span>Bila dalam perkembangan, jumlah manusia semakin banyak maka pengaturan kepemilikan tanah dibagi menurut suku dengan jalur yang telah digariskan. Pada masa lalu aturan seperti ini sangat ditaati sehingga sangat jarang terjadi perselisihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Bila terjadi perselisihan atau persoalan<span style=""> </span>maka ada mosa yang terbatas dalam keluarga atau suku<span style=""> </span>mencari solusi pemecahaan (podo coö). Ada fungsionaris adat yang disebut ”Mosa Mere Laki Lewa” nya masing-masing.<span style=""> </span>Semua persoalan dalam kelurga cukup diselesaikan dalam rumah ”Pata soö, poto reta tolo” (jangan di bawa ke luar). Kalau menemui jalan buntu,<span style=""> </span>masih ada forum yang disebut ”Teë mere, wewa lewa”.<span style=""> </span>Masyarakat selalu mengacu pada struktur dalam rumah adat (Saö) yang disebut<span style=""> </span>” Neë ta reta tolo” (ada yang di bagian dalam rumah yang memiliki status sebagai pemimpin, pengatur/pengurus). ”Neë ta rade tenda” (ada yang yang di ruang tengah), ”Neë ta rade tana” (ada yang di luar teda/moä). Mereka ini yang menjalankan semua perintah dan sebagai pelancar semua urusan sidang. Bila ada pertemuan dalam rumah, mereka ada di bagian depan rumah ”mera ana tenda neë rade tana” (para pelancar urusan). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Fungsionaris adat yang ditetapkan sebagai pemimpin tertinggi di dalam komunitas kampung atau semacam<span style=""> </span>kepala kampung disebut : ”Mosa Wuku Ulu, Laki Enga Eko” dan harus berasal dari keturunan ”Saka Puü” atau ”Saka Lobo” dan minimal dari pemangku ”Tuku”. Jika yang pertama berhalangan masih ada orang kedua<span style=""> </span>dan jika keduapun berhalangan masih ada orang ketiga dan seterusnya.<span style=""> </span>Dengan demikian dari Puü ke Lobo, Lobo ke Tuku baru turun ke Ngapi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="" lang="SV"><br /><o:p></o:p></span></p>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-39540231602323250542009-01-20T02:06:00.000-08:002009-07-26T08:13:39.808-07:00"Kepada Kawan"<div style="text-align: center;"><br /><div style="text-align: left;"><br />Hari ini, kawan<br />Aku tahu kau berduka<br />Maafkan aku karena ini<br /><br />Aku lemah.....karenamu<br />Sekeliling tembok vonismu...<br />Bagiku gelap sudah tatapanku..<br /><br />Walau aku butuh cahaya kecil..<br />Kecil, cuma sekerdip saja..<br />Tapi tidak aku temui.<br /><br />Aku meraba, mencoba mendongak<br />Bangun... namun kembali terduduk<br />Tercampak dalam bayangan kemurkaanmu.<br /><br />Akupun berduka karenamu.<br />Dan hanya harapanku; cuma satu<br />Semoga matahari esok bawa kisah yang lain<br />bagiku...., juga bagimu......kawan<br /><br /></div></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-81091659809741990372009-01-20T01:59:00.000-08:002009-07-26T08:14:22.862-07:00TUHAN<div style="text-align: center;"><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><br />Tuhan.............<br />berilah aku setitik air mata<br />untuk setitik penyesalan<br />yang telah kulakukan<br />kepadanya...............................<br /></div></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-8279236150148025612009-01-16T22:32:00.001-08:002009-07-26T08:15:15.179-07:00BUAT APA<div style="text-align: center;"><div style="text-align: left;"><br />buat apa kita bicara soal cinta, kawan,<br />lebih baik berdebat masalah bencana yang datang silih berganti di tanah kita<br />atau banjir yang tak pernah henti di jakarta<br />atau perang sampah yang hanya sehari<br />atau perang arab israel yang terus bergolak<br />atau krisis ekonomi yang melanda dunia<br />atau harga bbm yang naik turun tak kenal kompromi<br />atau modal dan pinjaman luar negeri yang melulu menambah hutang<br />atau korupsi, manipulasi, inflasi yang terus bersimaharajalela<br />atau apa saja asal bukan soal cinta.<br />Karena cinta itu adalah cybermania yang tak pernah bergeming dari kekusukkan<br />di depan laptop keluaran baru jepang<br />telah jenuh kita dekap....seharian.<br /></div></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-11975372177479977502008-11-03T22:02:00.000-08:002011-12-20T08:44:12.175-08:00Tak Ada Bulan Malam Ini....Kesunyian melanda hati malam ini,<br />Ratap rintih menggema di relung hati,<br />Merangkak, mendesak dada, mengempa tubuh bergetar.<br /><br />Malam ini kau telah pergi dengan vonismu,<br />Bersama Tuhan dan doa sucimu,<br />Tinggal aku di luar sepi,<br />Bersama penyesalan yang turut menangis.<br /><br />Tak ada bulan malam ini,<br />Mega-mega kelam menghitam,<br />Hanya satu dua bintang,<br />Bersinar layu makin meredup.<br /><br />Sekali lagi,<br />tak ada bulan malam ini,<br />karena dia turut mengantarmu,<br />menuju puncak emosi,<br />dalam nestapa vonis yang kuterima......<br /><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-31837246230160494042008-08-12T23:35:00.000-07:002008-08-13T01:10:52.126-07:00FENOMENA PEMILU 2009<div style="text-align: justify;">Tahun ini 2008, KPU menetapkan 34 partai peserta pemilu legislatif 2009. Suatu jumlah yang fantastis tentunya. Jumlah ini tentu membuat penyelenggaraan Pemilu 2009 menjadi ramai bahkan ramai sekali. Bayangkan kalau setiap partai mengajukkan sedikitnya 5 kandidat saja setiap daerah pemilih. Kesimpulan sementara saya adalah mungkin tidak ada yang bisa mengantongi lebih dari 10% suara DPP karena semua suara itu akan terbagi di sejumlah kandidat dari sekian partai itu. Menurut para pakar, kondisi ini menggambarkan semangat demokrasi yang menggebu-gebu oleh anak bangsa yang konon katanya setelah terbelenggu 32 tahun di jaman Orde Baru. Pertanyaan adalah benarkah itu alasannya? Demokrasi Indonesia pasca Orde Baru telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Sebagaimana yang telah terjadi pasang surut jumlah partai pada beberapa pemilu legislatif tidak menunjukkan sedikitpun bahwa hal berdemokrasi telah berjalan sesuai yang diinginkan oleh semua kita. Pada pemilu pertama pasca Orde Baru meledaknya jumlah partai memang disebabkan oleh alasan di atas. Bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk turut serta dalam menentukkan kebijakan publik, memang sah-sah saja. Kita bersyukur, pemilu berikutnya jumlah partai yang menurun cukup signifikan. Dan oleh semua orang ketika itu mengatakan bahwa proses demokrasi sedang berlangsung. Banyak orang berprediksi bahwa jika proses pembelajaran politik yang sudah berjalan terus dikawal maka jumlah partai politik konstestan pemilu akan semakin tambah berkurang. Tetapi kenyataannya? Dari 24 partai menjadi 34 partai. Fantastis memang. Kira-kira apakah penyebabnya?<br />Mungkinkah ini jawabannya? Sikap dan tindak orang-orang partai terutama yang telah duduk di kursi empuk legislatiflah pemicunya. Bagaimana tidak, dengan fasilitas yang hampir sangat lengkap para wakil rakyat itu ditengarai telah bekerja dengan sangat ekstra keras sehingga memungkinkan pendapatan dan kesejahteraannya meningkat drastis. Dari yang tidak ada menjadi ada. Dari yang biasa-biasa saja menjadi sangat luar biasa. Jelas performancenya jadi berubah. Kondisi kehidupan seperti inilah yang didambakan setiap orang. Dengan demikian keinginan bagi banyak orang lain untuk mengikuti jejak hidup mereka menjadi menggebu-gebu. Dan ini tanpa disadari telah membuka ruang kompetisi bagi lebih banyak orang untuk mencoba adu nasib. Mungkin inilah salah satu penyebab Pemilu kali ini menjadi lebih banyak partai dan orang yang terlibat..............<br /><br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-74751408468152900452008-08-03T23:12:00.000-07:002010-06-01T11:11:20.019-07:00ROMO FAUSTIN SEGA, PR, DIBUNUH?<div style="text-align: justify;"> Hari Senin 13 Oktober 2008, penduduk Kota Bajawa dan sekitarnya kaget luar biasa atas sebuah khabar duka meninggalnya Rm. Faustin Sega, Pr, Pastor pembantu di Paroki Raja sejak 6 bulan terakhir. Sebelumnya almarhum adalah Pastor Pembantu di Paroki Mater Boni Consilii (MBC) di Kota Bajawa sejak Tahun 2005. Berita duka itu diikuti dengan informasi tambahan bahwa mayatnya ditemukan di hutan dekat jalan jurusan Soa-Boawae. Tambah mengenaskan lagi bahwa kondisi mayat sudah menebarkan aroma busuk. Ini bencana luar biasa yang dialami umat Kevikepan Bajawa. Ada opini yang berkembang menyatakan bahwa kematian Pastor ini tidak wajar. Hal ini dapat dilihat dari keadaan jenazah yang meninggal dengan mulut menganga lebar, bola mata melotot hampir keluar dari kelopak dan kaki menekuk dalam keadaan terlentang. Dari sejumlah kesaksian orang-orang yang sempat ke lokasi penemuan menyatakan bahwa ketika ditemukan di dekat jenazah ditemukan barang-barang korban antara lain; tas, helm, sendal jepit dan sejumlah barang lain yang telah diamankan pihak kepolisian. Ada juga bekas muntah di dekat jenazah.<br /> Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Polisi jenazah diangkat dengan kantong mayat menuju RSUD Bajawa. Pada saat diangkat, dari mulut keluar darah beku hitam cukup banyak. Belum diketahui pasti tentang penyebab keluarnya darah tersebut. Jenazah disambut oleh isak tangis ribuan umat yang memenuhi areal ruang jenazah RSUD Bajawa kira-kira jam 16.00 wita. Mereka merasa kehilangan gembala yang dicintai. Walaupun aroma busuk cukup kuat, umat tidak bergeming dari tempat. Di tempat ini, jenazah di vissum et repertum. Apakah dilanjutkan dengan autopsi atau tidak, kita tidak tahu karena hanya polisi dan paramedis yang diperbolehkan masuk dalam ruang jenazah itu. Menurut pendapat banyak kalangan, autopsi sulit dilakukan karena di RS ini tidak memiliki dokter forensik.<br /> Setelah proses pemeriksaan selesai, umat diperbolehkan untuk melihat langsung jenazah. Sungguh haru dan mengenaskan......... Romo Faustin yang muda dan ganteng itu, tidak terkenali lagi. Aroma busuk menyengat keluar dari tubuhnya. Sekujur badannya bengkak membesar. Kulit dan wajahnya hitam legam bagaikan dipanggang. Mulutnya membuka lebar sangat maksimal. Sungguh sedih dan memilukan.<br /> Dengan dibantu para medis, jenazah dimandikan dan didandani seadanya. Hal yang paling sulit dilakukan adalah meredam aroma busuk jenazah. Segala upaya yang dilakukan tetap tidak membawa hasil. Wewangian yang disiapkan baik dalam bentuk cairan maupun yang dibakar (kemenyan, dsbnya) tidak dapat mengurangi aroma busuk itu. Karena kondisi jenazah telah mulai membengkak, peti yang disiapkan tidak cukup dan itu berlangsung hingga 4 kali.<br /> Selanjutnya kira-kira jam 22.00 wita jenazah di arak menuju Gereja MBC dengan iring-iringan kendaraan yang cukup banyak. Romo Vikep Bajawa dan Pastor Paroki MBC Rm. Thadeus Mitan menerima jenazah di depan Gereja selanjutnya dilakukan Upacara Sabda. Jam 03.00 pagi, Selasa 14 Oktober 2008, keluarga dari Mauloo yang terdiri dari Mama Kandung Rm. Faustin dan kerabat dekatnya tiba di Bajawa.<br /> Hari Selasa pagi jam 09.00 wita, diadakan Misa Requem dengan konselebran 27 Pastor. Sebagai konselebran utama adalah Romo Vikep Bajawa. Misa dihadiri sekitar 5.000an umat. Setelah Misa berlangsung ada kata-kata pelepasan dari wakil Pemkab Ngada, Pemkab Ngekeo oleh Sekda Drs. Jhon Elpi Parera, Utusan Keuskupan Rm. Cyrillus Lena, Pr, dari Kevikepan Bajawa, dari Pastor Paroki Raja dan Pastor Paroki MBC Bajawa. Jam 02.00 Wita jenazah dihantar menuju tempat peristirahatan terakhir di Pekuburan Imam Projo di Kompleks Seminari Todabelu Mataloko. Ribuan umat mengiringi kepergian Romo Faustin. Iring-iringan mobil jenazah sepanjang 5 km bergerak perlahan menuju peristirahatan terakhir yang berjarak 15 km dari Bajawa.<br /> Vikep Bajawa Rm. Hengki Sareng,Pr dalam kata-kata pelepasan jenazah meriwayatkan bahwa hari Senin sekitar jam 11.00 wita, beliau menerima telpon via Hp dari Camat Soa Drs. Joni Watu, MSi yang mengabarkan bahwa ada pemnemuan mayat di perbatasan antara Mengeruda dan Olakile dan identitas yang ditemukan berupa SIM dan KTP tertulis nama Rm. Faustin Sega,Pr. Camat Soa mempertanyakan apakah Romo Faustin meminjamkan identitasnya kepada orang lain? Mohon dicek keberadaan Rm Faustin. Selanjutnya Romo Vikep berusah mengontak Pastor Paroki Raja, Pastor Paroki Boawae dan semuanya tidak dapat dihubungi. Satu-satunya Imam yang dapat dihubungi adalah Rm Ino dari Paroki Soa. Beberapa saat kemudian Rm Ino melaporkan langsung dari lokasi kepada Romo Vikep bahwa mayat yang ditemukan benar adalah Rm. Faustin Sega, Pr.<br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-20306484430393869182008-07-21T23:27:00.000-07:002008-07-25T23:40:31.323-07:00Gilimanuk 42 Lowokwaru Malang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEingrQmZwFjfaU6-V3ASg93gsvDcI5V1KmPUJdxk0sa4IPlyKSl0FRMYSjLRQRHoxLefQCjDFE23cfy6RPXZUikxDP-SD-Yzt9AyNr6bseryfnukor426McTCp14tIy7oNibEr_9fSHbIm_/s1600-h/scan0014.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEingrQmZwFjfaU6-V3ASg93gsvDcI5V1KmPUJdxk0sa4IPlyKSl0FRMYSjLRQRHoxLefQCjDFE23cfy6RPXZUikxDP-SD-Yzt9AyNr6bseryfnukor426McTCp14tIy7oNibEr_9fSHbIm_/s200/scan0014.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5227208847775201762" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpLYIhAg959Po6sx5dfuDpLvfzh41Msj5hBYRDmT6xCfHqZexjHWvlngJVoyLtSQ42nA2qBlVkchDsqM2WDqaZN4QtYCEfb-B4dmz-RIl_HeNRYy2loTn0vzX_bkV5Hg7RFOhjFjhlpINR/s1600-h/scan0015.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpLYIhAg959Po6sx5dfuDpLvfzh41Msj5hBYRDmT6xCfHqZexjHWvlngJVoyLtSQ42nA2qBlVkchDsqM2WDqaZN4QtYCEfb-B4dmz-RIl_HeNRYy2loTn0vzX_bkV5Hg7RFOhjFjhlpINR/s200/scan0015.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5227208850161397122" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Tahun 2003 hingga akhir 2005, saya melakukan studi di Universitas Brawijaya Malang. Pada awalnya, sebagai orang baru yang belum banyak mengetahui kota malang, saya dibantu oleh Kakak saya yang saat itu bertugas di Komunitas Cor Jesu malang sebagai Suster Kepala SMK Cor Jesu (Sr. Korina, OSU) untuk mencari kos. Kriteria yang saya sampaikan adalah dekat kampus, tempat agak sepi dan pemilik kos bukan dari keluarga muda. Sengaja persyaratan itu yang saya pakai karena mengingat saya harus meninggalkan istri dan seorang anak saya yang berumur 3 tahun. Selain itu, penampilan saya yang saat itu berumur 32 Tahun, memang masih kelihatan <span style="font-style: italic;">freesh</span> sekali. Jadilah saya mendapatkan kos yang benar-benar memenuhi kriteria tersebut bahkan melebihi harapan saya. Tempat itu di sebuah rumah milik seorang Ibu Janda berumur 73 tahun dengan 6 orang anak yang hampir semuanya sudah berkeluarga (kecuali satu anak laki berumur saya yang belum menikah). Tempatnya benar-benar tenang, nyaman dan sungguh terawat. Ada banyak bunga dari berbagai jenis yang dipelihara di taman dengan aksesori kolam ikan mungil serta sejumlah akuarium yang menghiasi terasnya. Ibu itu bernama Ibu Thresia Siti Susanto, tinggal di rumah tersebut dengan ditemani 2 anak. Seorang yang saya sebutkan tadi dan seorang lagi adalah anak perempuan bungsunya yang sudah menikah dengan seorang cucunya. Sungguh menyenangkan dan perasaan kekeluargaan yang dibangun begitu tinggi. Padahal sebelumnya saya berpendapat bahwa tingkat egoisme orang jawa lebih tinggi dibanding orang dari suku lain. Secara psikologis saya telah pula membekali diri untuk bersikap malas tau dengan orang lain kalau-kalau tinggal di P. Jawa. Namun yang terjadi benar-benar meleset dari dugaan saya itu. Hal lain yang saya syukuri adalah pemukiman itu dekat dengan Gereja Paroki Lely yang Misa hariannya pada sore hari. Jaraknya kurang lebih 500 m dari tempat kos saya. Jadilah saya selama tinggal di malang menjalani hari-hari dengan penuh sukacita dengan gaya hidup seperti Para Santo. Setiap sore, setelah kuliah saya pasti menyempatkan diri misa harian di Gereja itu. Perasaan bathin menjadi sangat tenang dan tentram. Tidak ada kekuatiran secuilpun akan keadaan isteri dan anak yang ditinggalkan di Bajawa. Semuanya begitu indah. Begitu menyenangkan.<br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-8804859775048213472008-07-20T22:28:00.000-07:002008-07-20T22:51:38.965-07:00POSSI DI NGADA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh53k4EeR4jKwcAxKflv80R5quEZdVrbTl1W5_4QW4DmOEpcH-Gow3wUfZN8hBgtNRFHdOnXFkx7h0aK4MOCQwTUZw_cne7Rd0bbmByPasOVKKGXBmKjhaoDds762sP8GCf5uyowbgiI9i/s1600-h/Boat2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh53k4EeR4jKwcAxKflv80R5quEZdVrbTl1W5_4QW4DmOEpcH-Gow3wUfZN8hBgtNRFHdOnXFkx7h0aK4MOCQwTUZw_cne7Rd0bbmByPasOVKKGXBmKjhaoDds762sP8GCf5uyowbgiI9i/s200/Boat2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225338849153076722" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk9hZBE9SeXV3e2esYIM4DsRL90Ek2wiACbdSwOzHtxJuLTfoWvB8jX-ToiXKQUILub0oVP9Dvw1FpJjIC3X8bn2oFPKBLpAtmkg9wAKrRESE8kVN7uZFZnuH0_Zo_qKp4ofybIVq9VO9e/s1600-h/Rotation+of+Pendataan2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk9hZBE9SeXV3e2esYIM4DsRL90Ek2wiACbdSwOzHtxJuLTfoWvB8jX-ToiXKQUILub0oVP9Dvw1FpJjIC3X8bn2oFPKBLpAtmkg9wAKrRESE8kVN7uZFZnuH0_Zo_qKp4ofybIVq9VO9e/s200/Rotation+of+Pendataan2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225338851809375330" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib0N5Qq3xYfla67WSjVZ5Rg-ZMeqBW0tyggifivTuP-Ym8vw_B8OjHLH5EOYfQd4rsmzuv7Y7TXPndDinBa1sSlQL2DKAe5ZPQZyBRKy97QMlvsOkpB3tu8Q5WJaEv3rqh_5IYIe1FCCWR/s1600-h/Persiapan1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib0N5Qq3xYfla67WSjVZ5Rg-ZMeqBW0tyggifivTuP-Ym8vw_B8OjHLH5EOYfQd4rsmzuv7Y7TXPndDinBa1sSlQL2DKAe5ZPQZyBRKy97QMlvsOkpB3tu8Q5WJaEv3rqh_5IYIe1FCCWR/s200/Persiapan1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225338853069208418" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVYbowjBUk_yTs7UHKsaU-V66EXPF0IfaR7JnQi6GOv__pXDyXpweSRPN1OqJc2GvOQePLS6Ph3UAoLH4IIoKHQ4QRu16bL28ejJcd2Pj1hRT0GpS1JB73anlN1EVu5BUMMpm_9iLHCYOX/s1600-h/mANRENANG.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVYbowjBUk_yTs7UHKsaU-V66EXPF0IfaR7JnQi6GOv__pXDyXpweSRPN1OqJc2GvOQePLS6Ph3UAoLH4IIoKHQ4QRu16bL28ejJcd2Pj1hRT0GpS1JB73anlN1EVu5BUMMpm_9iLHCYOX/s200/mANRENANG.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225338857115061362" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><span class="txWhite12"> Olahraga Selam adalah jenis atau cabang olahraga yang istimewa, karena olahraga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Olahraga selam telah ada di Indonesia sebelum tahun 1962 tetapi kebanyakan dilakukan oleh orang asing yang bekerja di Indonesia, pada tahun 1962 TNI – AL mendirikan Instalasi Pusat Penyelaman dan Sekolah Penyelaman. Dengan berdirinya kedua lembaga tersebut maka makin bertambah banyak orang Indonesia yang berlatih dan belajar selam, terutama di lingkungan TNI – AL.<br /></span></strong><div style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><span class="txWhite12"> PB POSSI saat ini telah memiliki 27 Pengda POSSI yaitu : Pengda POSSI Jawa Timur, Pengda POSSI Nanggroe Aceh Darussalam, Pengda POSSI Sumatera Selatan, Pengda POSSI Bangka Belitung, Pengda POSSI Lampung, Pengda POSSI Yogyakarta, Pengda POSSI Kalimantan Timur, Pengda POSSI Jawa Tengah, Pengda POSSI Maluku, Pengda POSSI Sumatera Barat, Pengda POSSI Kalimantan Barat, Pengda POSSI Kalimantan Selatan, Pengda POSSI DKI Jaya, Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Papua, Pengda POSSI Sulawesi Selatan, Pengda POSSI Sulawesi Tenggara, Pengda POSSI Sulawesi Tengah, Pengda POSSI Sulawesi Utara, Pengda POSSI Kalimantan Tengah, Pengda POSSI Bali, Pengda POSSI Sumatera Utara, Pengda POSSI Riau, Pengda POSSI Batam, Pengda POSSI Bengkulu, Pengda POSSI Nusa Tenggara Barat, Pengda POSSI Jambi.<br /> Selain wilayah-wilayah tersebut, anggota POSSI juga berada di Nusa Tenggara Timur, yang tergabung dalam berbagai Diving Club, seperti Ngada Diving Club, Kupang DV, dll. Semua klub yang ada di NTT, masih berorientasi pada kegiatan ilmiah dan publikasi program terumbu karang yang selama ini dilakukan. Untuk wilayah Riung, salah satu anggotanya adalah yang menulis report ini untuk anda.<br /></span></strong></div></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-88335307167812481302008-07-18T22:25:00.000-07:002008-07-18T22:55:22.605-07:00Meneropong Ngada dalam Pemandangan Alam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXhLHg7O9uVfSo6hudWTjgnYS8GDlPCSgzPaQQPHEykMiFXZZl_XhjB2WkSwU98ppXUVj8qFYxBr22jgRfhsztGZ-XvTo1Wns5EV6WvgEcMXIO_sqv9UiZTADnTyx16jG65SEcgWB6bUps/s1600-h/DSC06557.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXhLHg7O9uVfSo6hudWTjgnYS8GDlPCSgzPaQQPHEykMiFXZZl_XhjB2WkSwU98ppXUVj8qFYxBr22jgRfhsztGZ-XvTo1Wns5EV6WvgEcMXIO_sqv9UiZTADnTyx16jG65SEcgWB6bUps/s200/DSC06557.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224599324039460418" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzZUqIA3t6jqM0V3Ndg3vbBTNY9sTG4aXDWjHNrC0ZLtOyf0wbkHXMNOsGFwXJfxzV7qT-Ravo6EIwP2hFC_jD9FiZ2IsqXygSn0Vh4NxjqHos7EHr-I7Y3sti66ae62nQw32hoddJ07Z8/s1600-h/DSC06568.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzZUqIA3t6jqM0V3Ndg3vbBTNY9sTG4aXDWjHNrC0ZLtOyf0wbkHXMNOsGFwXJfxzV7qT-Ravo6EIwP2hFC_jD9FiZ2IsqXygSn0Vh4NxjqHos7EHr-I7Y3sti66ae62nQw32hoddJ07Z8/s200/DSC06568.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224599329851513554" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOeR5_ChzHh9nbWYZE658dfLnaAn08EOkhySTj47dDoSeEdVXm6azED05TSGeyIUAtedVU7-XJ-N9T7JOSa_MbAwtTzU5zpVUdAxip__tO4LWEZy3kguAjwEfi_02wJ_BN75u3fo9r5V-H/s1600-h/DSC06572.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOeR5_ChzHh9nbWYZE658dfLnaAn08EOkhySTj47dDoSeEdVXm6azED05TSGeyIUAtedVU7-XJ-N9T7JOSa_MbAwtTzU5zpVUdAxip__tO4LWEZy3kguAjwEfi_02wJ_BN75u3fo9r5V-H/s200/DSC06572.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224599333285383458" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Kabupaten Ngada memiliki sejumlah obyek wisata yang pantas dinikmati. Salah satunya adalah pesona Gunung Inerie yang menjulang 2.670 mdpl. Di balik gunung vulkanik yang tenang tersebut ternyata memberikan panorama yang begitu indah, teduh dan menyegarkan mata. Demikian mungkin yang dapat saya tangkap dari ekspresi Ibu Era (PDT), Pak Basuki dan Pak Is (STP), saat melakukan perjalanan wisata ke lokasi tersebut beberapa waktu yang lalu. Sebagai putera daerah, pesona panorama tersebut menjadi hal biasa yang tidak menjadi luar biasa lagi untuk dikagumi. Pandangan itu berbeda bagi mereka yang baru pertama menyaksikan. Hal ini memang beralasan karena kesibukan di ibu kota negara tentu menuntut konsentrasi tinggi terhadap rutinitas aktifitas. Kondisi ini menimbulkan kebosanan karena ritme kehidupan yang statis. Sedikit refreshing di sela-sela tugas mungkin menjadi jawaban dan juga penawar keadaan itu. Jadilah kami jalan-jalan ke kaki Gunung Inerie.<br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-683987250509500852008-07-12T00:14:00.000-07:002008-07-12T05:09:59.764-07:00Noorsyaidah Fenomena Pemberontakkan Alam<div style="text-align: justify;">Sebuah benda asing, keras dan kuat, disebut besi dengan sifat-sifat logam yang melekat dalam benda tersebut berada dan tumbuh dari permukaan perut seorang ibu, mungkin menjadi hanya dongeng kalau tidak terpublikasi dengan baik dengan sumber yang terpercaya.<br />Besi atau <span style="font-style: italic;">iron</span> dalam bahasa inggris dalam pemahaman ilmiah dan secara faktanya tidak pernah bersatu dengan benda hidup, apalagi tumbuh. "Ini mengherankan sekali dan tidak masuk akal!" kata seorang Bapak yang bersama saya ketika sedang menyaksikan sajian acara dari televisi. Ya, memang tidak rasional. "Ini metafiss......!!" tambah yang lain.<br />Saya termenung mendengar semua tanggapan dan sikap yang disampaikan banyak orang ketika membicarakan topik ini. Saya sendiri memang juga terlarut dalam berita itu. Antara ya dan tidak! Tetapi, kemudian muncul lagi pernyataan para ilmuan dari bidang ilmu yang diharapkan memberikan kalarifikasi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), juga menyatakan hal yang sama. Ini sudah di luar rasionalitas alias Metafisika......Nah lo!?!?<br />Dari sejumlah tanggapan dan pernyataan yang terus terlontar dari banyak kalangan, ada sebuah alur benang merah yang secara otomatis merangkaikan seluruh pendapat itu menjadi sebuah kesimpulan teologis yang paling ampuh. Tuhan melalui Noorsyaidah mau menyapa seluruh umat-Nya yang pasti sangat disayangi-Nya untuk menyatakan "Aku Ada"<br />Alam merupakan Eksistensi Allah di dunia ini. Berbagai pandangan yang menghidupkan semua benda di bumi ini merupakan pesan tidak kentara Tuhan, melalui pandangan umatnya dalam berbagai peradaban dan level kehidupan dari awal mula dunia ini diciptakan hingga saat ini. Benarkah Allah memetakan ciptaannya berdasarkan keyakinan atau agama yang dianut? Benarkah Tuhan menggolong-golongkan maklukhnya berdasarkan kemuliaan-Nya? Apakah benar orang-orang yang mengatasnamakan kemuliaanNya diberikan peran yang justru bertindak untuk melunturkan kemulianNya? Siapakan yang sesungguhnya ciptaan kesayanganNya?<br /> Menurut pandangan saya, yang mungkin agak atheis ini, Tuhan dengan pemahaman yang ada dari setiap pengikutNya tentu tidak membutuhkan pihak lain untuk berbuat apa saja demi tujuanNya. Tuhan itu Maha Besar. Jika ada kelompok yang tidak berkenan kepadaNya akan dengan mudah saja di<span style="font-style: italic;"> dellet.</span> Kebesaran Tuhan bahkan mulai dari "pikiranNya". Dia tidak perlu bertindak. Tetapi......, sungguh sayang. Banyak orang memaklumkan diri mengatasnamai Allah dengan segenap kebesarannya yang konon berasal dari Allah, telah merampas hak Allah sendiri untuk mengatur ciptaanNya. Campur tangan manusia yang terlalu besar atas ciptaanNya itulah yang mungkin menjadikan semua yang ada di dunia saat ini penuh dengan ancaman dan tanda tanya. Tuhan kini seolah-olah bersembunyi...... Membiarkan umatNya menyelesaikan persoalannya sendiri. Menguji ketahanan manusia atas kekuasaan yang diberikanNya.<br />Kembali kepada persoalan Noorsyaidah, 17 tahun bukan waktu yang pendek. Logika ataupun Metafisika bukan itu persoalannya. Walaupun kata-kata Ki Joko Bodoh menjastifikasi kebesaran lokal para manusia di daerah terhadap ilmu dan teknologi, namun satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa, jika Tuhan berkenan tidak ada yang mustahil. Apapun keyakinanmu. Sekian.<br /><br /><br /><br /><br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-92012333427385616032008-07-11T18:36:00.000-07:002008-07-11T19:21:58.194-07:00Komitemen Menjaga Lingkungan Kita<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx6Xa9t1KStoyFHKQpYCXTUSklcqvck7ckST4A1PfnzrjNxymL5VfZB8sZmObKsDvRAn-eYBDaS3KGkDGYT3hAKF4TwUVp-SbTNI00SLPQTFvF8fu-eGrm2SMd7z7czHpnbE6WJRrZbPLR/s1600-h/scan0012.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx6Xa9t1KStoyFHKQpYCXTUSklcqvck7ckST4A1PfnzrjNxymL5VfZB8sZmObKsDvRAn-eYBDaS3KGkDGYT3hAKF4TwUVp-SbTNI00SLPQTFvF8fu-eGrm2SMd7z7czHpnbE6WJRrZbPLR/s320/scan0012.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5221946969918890434" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMPq-ZZLEsGDEB2JAZ4E5Zl71ECOL0UD-jSLGyzpTiHw3h4ShL_Ku64NM0Awf6Qx34DcNIXYJuhI1pNtiurUBXgI297tSH_0vWdnBeVwIdiAcNPo9-2YwsIJ5h5GSZBWo7N_8iQi1386j/s1600-h/scan0013.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMPq-ZZLEsGDEB2JAZ4E5Zl71ECOL0UD-jSLGyzpTiHw3h4ShL_Ku64NM0Awf6Qx34DcNIXYJuhI1pNtiurUBXgI297tSH_0vWdnBeVwIdiAcNPo9-2YwsIJ5h5GSZBWo7N_8iQi1386j/s320/scan0013.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5221946977247122850" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"> Akhir-akhir ini isu pemanasan global mulai mengemuka di berbagai sudut bumi ini. Hampir seluruh pihak yang berwenang di hampir seluruh negara di bumi ini menyuarakan tentang satu hal itu. Penyebab utama adalah banyaknya kejadian bencana alam hampir di seluruh tempat di bumi. Kondisi ini di satu sisi harus disyukuri, namun di sisi lain menciptakan banyak kepalsuan yang justru menambah rumit persoalan. Terlepas dari penting tidak penting wacana yang berkembang dan serius tidak serius para kepala pemerintahan di semua negara menyikapinya, namun yang pasti menurut informasi terakhir keadaan lubang ozon yang satu dekade terakhir mulai dikhawatirkan ternyata mengalami perkembangan yang luar biasa cepat hampir setara dengan deret pangkat dalam nilai. Saat ini, lubang ozon telah 30% dari luas kutub utara yang berarti dengan laju luasan yang begitu cepat mungkin satu dua dekade lagi seluruh kutub telah menjadi daerah tanpa sensor untuk menjaga stabilitas kehidupan di bumi ini. Akibat lanjutnya adalah terjadi pemanasan global yang lebih panas dan itu berarti, permukaan air laut akan menjadi lebih tinggi dan mengakibatkan struktur fisik maupun sistem di bumi akan berubah dan perubahan itulah yang selalu dikenal dengan bencana.<br /> Kenyataan yang ada dan terjadi di sekeliling kita mungkin dapat dijadikan indikator perubahan itu. Kalau dulu, para leluhur melakukan pemetaan musim dengan perhitungan yang sangat tradisional begitu akurat, namun sekarang tidak satupun prakiraan cuaca dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang luar biasa berkembang itu, mampu membuat prakiraan itu secara tepat. Perubahan musim yang tidak terkirakan, gempa bumi yang dahsyat dan gunung meletus serta sejumlah deret bencana lainnya, seharusnya telah cukup menjadi bahan untuk semua makhluk di bumi terutama bagi makhluk yang paling tinggi derajatnya yang biasa disapa manusia itu, untuk mengambil porsi kebijaksanaan yang maksimal. Hal sederhana yang dapat dilakukan adalah SADAR bahwa alam ini penopang hidup kita. Jangan sakiti dia, jangan merusak dia. Jangan pula tamak dengan dia.<br /> Kita patut bersyukur ada sejumlah pemimpin negara tertentu telah pula mulai berkomitmen untuk menyikapi masalah ini. Tetapi jika seluruh pemimpin sama seperti Bapak Albertus Nong Botha, Bupati Ngada Tahun 1999-2004 seperti dalam gambar berikut ini, mungkin persoalan tidak akan serumit ini. Ketika wacana Pemanasan Global belum mengemuka, Bupati Botha pada Tahun 2000 telah memulai langkah langkah penyelamatan bumi dengan peran kecil saja namun sangat berarti yaitu dengan Transpalantasi Terumbu Karang di Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung. Mungkin seperti inikah yang benar?<br /><br /></div>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3037367181548515025.post-63518905026493603632008-07-10T19:36:00.000-07:002008-07-12T05:13:29.885-07:00Sejarah Kota Bajawa<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeRCvOPvjOG8SFDwS17XJ77urZ9NXL_8e17UZZaYC0cDzXwOmuXq51ShazDKf4Zgs2Cys8_TDPcfH2Lav-efGR-i3PyWpp5R8WBwF5bFLiEvG7IQz7JgFYTIEa-4RW2JZAMpQP9J-UJTqE/s1600-h/Kota+Bajawa+Tempo+dulu.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeRCvOPvjOG8SFDwS17XJ77urZ9NXL_8e17UZZaYC0cDzXwOmuXq51ShazDKf4Zgs2Cys8_TDPcfH2Lav-efGR-i3PyWpp5R8WBwF5bFLiEvG7IQz7JgFYTIEa-4RW2JZAMpQP9J-UJTqE/s320/Kota+Bajawa+Tempo+dulu.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5221597502489305858" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN2pU_7_TFQIPxke4A5ndZ0CFZe7YJdFKo9YlMD6_c_SOyi3sdh7L221FO-5ODI5BeZitEgUTVKqat6irAm-xgb_hC-ITIBBApDEzBhAxtIe2fiiXyRQoEoUyBRS6hYtwmXyrCayLWXEvx/s1600-h/Pasar+Bajawa+Tempo+dulu.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN2pU_7_TFQIPxke4A5ndZ0CFZe7YJdFKo9YlMD6_c_SOyi3sdh7L221FO-5ODI5BeZitEgUTVKqat6irAm-xgb_hC-ITIBBApDEzBhAxtIe2fiiXyRQoEoUyBRS6hYtwmXyrCayLWXEvx/s320/Pasar+Bajawa+Tempo+dulu.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5221597509074312466" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVYYSk0dA90zWYqpbP2MZu0FhlyQJspfc4QlWpBqBwUy3u_BgRYl8bG6ag2vP4VOEST0AlNy7o6qnvE08tZZDjkrh1K5DuX3PkWM8elFk3aUZjX6wTpQXUFK4cOKriuwHPPDgnE-JykJO6/s1600-h/scan0035.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVYYSk0dA90zWYqpbP2MZu0FhlyQJspfc4QlWpBqBwUy3u_BgRYl8bG6ag2vP4VOEST0AlNy7o6qnvE08tZZDjkrh1K5DuX3PkWM8elFk3aUZjX6wTpQXUFK4cOKriuwHPPDgnE-JykJO6/s320/scan0035.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5221597515813514418" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: center; text-indent: -25.5pt;"><b style=""> BAGIAN PERTAMA<st1:place st="on"><st1:city st="on"></st1:city></st1:place><br /></b></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: center; text-indent: -25.5pt;">Oleh : Bp Domi Mere Wea<br /><b style=""><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">A. NAMA BAJAWA<span style=""> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Bapak H. Nainawa, seorang tokoh dan pemuka adat yang kini berusia 88 tahun menuturkan bahwa nama Bajawa sebenarnya berasal dari “ Bhajawa ” yaitu nama satu dari antara tujuh kampung di sisi barat Kota Bajawa. Tujuh kampung yang disebut “ Nua Limazua ” tersebut adalah Bhajawa, Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge. Nua Limazua tersebut merupakan suatu persekutuan “ ulu eko ” yang dikenal dengan “ Ulu Atagae, Eko Tiwunitu ”.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Nua Bhajawa adalah kampung terbesar dari antara tujuh kampung tersebut dan merupakan tempat tinggal Djawatay sebagai Zelfbertuurder atau raja pertama dan Peamole sebagai raja yang kedua. Mungkin karena itulah nama Bhajawa lebih dikenal dari yang lainnya dan digunakan oleh Belanda sebagai nama pusat pemerintahan Onder Afdelling Ngada. Bhajawa kemudian berubah menjadi Bajawa karena penyesuaian pengucapan terutama bagi orang Belanda ketika itu yang tidak bisa berbahasa daerah dengan benar.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Dari aspek etimologi, kata “ Bhajawa ” terdiri dari “ bha ” yang berarti piring dan “ jawa ” yang berarti perdamaian. Jawa bisa berarti tanah Jawa. Sehingga “ Bhajawa ” bisa berarti piring perdamaian, bisa juga berarti piring dari Jawa, sama seperti “ Pigasina ” yang berarti pinggan dari Cina.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Dataran di sebelah timur dari tujuh kampung tersebut, yang kemudian menjadi pusat kota Bajawa, pada mulanya masih merupakan kebun ladang dengan banyak nama seperti “ Mala ”, “ Ngoraruma ”, “ Surizia ”, “ Umamoni ”, “ Padhawoli ”, “ Ngedukelu ”, dan lain-lain. Kawasan gereja dan pastoran Paroki MBC bernama Surizia, kawasan rumah jabatan Bupati, Mapolres dan Kantor Daerah lama bernama Ngoraruma, kawasan tangsi Polisi dengan nama lain lagi, dan seterusnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b style="">B.<span style=""> </span>AWAL BERDIRINYA <st1:city st="on">KOTA</st1:city> BAJAWA SAMPAI KEMERDEKAAN <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">INDONESIA</st1:country-region></st1:place> ( 1908-1945 ) <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Tidak mudah menentukan tanggal, bulan dan tahun lahirnya Kota Bajawa, karena sulit mendapatkan rujukan tertulis. Walaupun demikian, penuturan Bapak H. Nainawa dan beberapa sumber lain dapat sedikit menyingkap kisah awal Kota Bajawa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Kota Bajawa dirintis oleh penjajah Belanda. Pada tahun 1907 di bawah pimpinan Kapiten Christoffel, setelah menguasai Larantuka dan Sikka, Belanda mengadakan aksi militer untuk menguasai wilayah Ende, Ngada dan Manggarai. Pada 10 Agustus 1907, pasukan Christoffel tiba di Ende dan hanya dalam waktu sekitar 2 minggu berhasil mengalahkan Rapo Oja dari Woloare dan Marilonga dari Watunggere serta menguasai wilayah Ende. Pada 27 Agustus 1907, pasukan Christoffel mulai melakukan agresi militer ke wilayah Ngada. Sesudah pertempuran di Rowa, Sara, Mangulewa dan Rakalaba, pada 12 September 1907 Bajawa menyerah. Di Bajawa pasukan Belanda menempati lokasi di pinggir kali Waewoki (sekitar rumah potong hewan sekarang) karena dekat mata air Waemude sebagai sumber air minum. Dalam waktu 3 bulan pasukan Christoffel berhasil menguasai seluruh wilayah Ngada dan selanjutnya pada 10 Desember 1907 seluruh wilayah Manggarai dikuasainya. Setelah pemberontakan Marilonga dapat dipadamkan pada tahun 1909 maka pada tahun 1910 seluruh wilayah <st1:place st="on">Flores</st1:place> takluk kepada pemerintah Kolonial Belanda. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Belanda mulai mengatur pemerintahan yang pada mulanya bersifat militer di bawah pejabat militer yang disebut “ Gezaghebber ”, kemudian bersifat sipil di bawah pejabat sipil yang disebut “ Controleur ”. Kapiten Spruijt yang menggantikan Christoffel diangkat sebagai Gezaghebber Ende, van Suchtelen menjadi Gezaghebber Lio, dan Couvreur menjadi Gezaghebber mulai dari wilayah Nangapanda, Ngada, sampai Manggarai.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Agar kegiatan pemerintahan penjajah lebih tertib, keamanan lebih terkontrol dan pemungutan pajak serta kerja rodi yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat Ngada, dapat terlaksana dengan baik, Belanda membentuk suatu sistem pemerintahan baru yang sangat berbeda dengan sistem tradisional. Sebelumnya, masyarakat Ngada hidup berkelompok dalam “ ulu eko ”, “ nua ” dan “ woe ” yang bersifat otonom dan tidak ada struktur yang lebih tinggi di atasnya. Demi efektivitas penjajahan, dibentuklah struktur baru di atasnya yaitu “ Zelfbesturende Landschap ” atau “Landschap Bestuur” yang dipimpin oleh seorang “ Zelfbestuurder ” atau raja yang diangkat oleh Belanda dari antara pemuka masyarakat setempat yang paling berpengaruh. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada tahun 1912, di seluruh Flores terdapat 27 Landschap Bestuur dan di wilayah Ngada terdapat 6 Landschap Bestuur yaitu Landschap Bestuur Ngada di bawah Djawatay, Nage di bawah Roga Ngole, Keo di bawah Moewa Tunga, Riung di bawah Petor Sila alias Poewa Mimak, Tadho di bawah Nagoti, dan Toring di bawah Djogo.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada 1 April 1915, menurut Indisch Staatsblad Nomor 743, Afdeling Flores dibentuk dipimpin seorang Asistant Residen berkedudukan di Ende, membawahi 7 Onder Afdeling, termasuk Onder Afdeling Ngada. Onder Afdeling Ngada dengan ibukotanya Bajawa terdiri dari 4 Landschap Bestuur yaitu Ngada dipimpin Djawatay, Nage dipimpin Roga Ngole, Keo dipimpin Moewa Tunga dan Riung dipimpin Petor Sila. Sedangkan Tadho dan Toring yang sebelumnya berdiri sendiri, bergabung dengan Riung. Karena pada tahun 1916-1917 terjadi perang Watuapi dipimpin Nipado, maka pengangkatan menjadi Bestuurder ( raja ) melalui penandatanganan Korte Verklaring ( perjanjian pendek ) sebagai pernyataan takluk kepada kerajaan Belanda baru dapat dilakukan pada 28 November 1917. Sebelum penandatanganan Korte Verklaring tersebut, Bestuurder (raja) diangkat dengan Keputusan Pemerintah ( Government Besluit ).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada tahun 1931/1932 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di wilayah Ngada adalah Onder Afdeling Ngada berpusat di Bajawa dipimpin oleh Controleur (seorang Belanda), mencakupi 3 Landschap Bestuur yaitu Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo di Boawae dan Riung di Riung. Landschap Bestuur Keo dan sebagian komunitas masyarakat adat Toto bergabung dengan Nage, menjadi Landschap Bestuur Nagekeo berpusat di Boawae.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada tahun 1938 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di Flores dan di wilayah Ngada mengalami penyempurnaan disesuaikan dengan Inlandsche Gemmente Ordonantie Buitengewesten ( IGOB ) yang dimuat dalam Ind. Stb. 1938 Nomor 490 jo Ind. Stb. 1938 Nomor 681. Struktur baru tersebut adalah Onder Afdeling Ngada dipimpin oleh Controleur ( orang Belanda ) mencakup 3 Landschap Bestuur yaitu Ngada, Nagekeo dan Riung masing-masing dipimpin raja. Di bawah Landschap Bestuur adalah Gemmente / Haminte dipimpin oleh Kepala Haminte / Kepala Mere atau Gemmente Hoofd yang membawahi kampung-kampung yang dipimpin oleh kepala kampung.<span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Sebenarnya pada mulanya Belanda memilih Aimere sebagai ibukota Onder Afdelling Ngada karena mudah dijangkau melalui laut, sedangkan Bajawa dengan udaranya yang sejuk dan ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut disiapkan dan memang sangat cocok untuk tempat peristirahatan. Di Bajawa dibangun 3 buah pesanggrahan ( penginapan ) yaitu pada bekas Kantor Kecamatan Ngadabawa, Mapolres Ngada dan Kantor Banwas Ngada sekarang. Tanah tempat bangunan pesanggrahan tersebut ditunjuk oleh Djawatay yang ketika itu diangkat menjadi Bestuurder Landschap Ngada. Bajawa kemudian ditetapkan sebagai ibukota Onder Afdeling Ngada mungkin dengan pertimbangan bahwa Bajawa lebih di tengah untuk bisa menjangkau wilayah Riung dan Nagekeo, sedangkan Aimere terlalu di pinggir barat. Ketika terbentuk Onder Afdeling Ngada pada 1 April 1915 dan Bajawa ditetapkan sebagai ibukotanya, maka pesanggrahan pada bekas Kantor Kecamatan Ngadabawa dijadikan kantor, pada Mapolres Ngada sekarang menjadi tempat tinggal Gezaaghebber / Controleur dan pada Kantor Banwas sekarang tetap menjadi pesanggrahan. Kantor Controleur kemudian dibangun dari kayu pada sisi timur pesanggrahan ( pada lokasi Kantor Dinas Pendapatan sekarang ). Sangat disesalkan bangunan bersejarah tersebut, yang kemudian juga digunakan sebagai gedung DPRD Kabupaten Ngada telah diruntuhkan dan kini berganti dengan bangunan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Ngada. Sedangkan Kantor Bestuurder ( raja ) dibangun di Kampung Bajawa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Ketika Belanda mulai menjajah wilayah Ngada secara fisik, mereka menemukan kehidupan masyarakat masih sangat sederhana bahkan primitif serta sering bergolak karena terjadinya pertikaian antara suku. Untuk itu, Belanda berupaya mendirikan sekolah rakyat, selain untuk menjalankan “ politik etis “ pemerintah Belanda, juga agar masyarakat dapat baca-tulis, tidak primitif, dan juga memperhalus budi dan perilaku sehingga mengurangi pertikaian antar suku serta mengurangi pola pikir yang tidak rasional ( takhiul atau percaya sia-sia ).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Pada tahun 1908 Gezaaghebber Couvreur menyurati Misionaris Jesuit di Larantuka untuk mengirimkan guru ke <st1:place st="on">Flores</st1:place> bagian barat, termasuk ke Bajawa, namun belum dikabulkan. Pada tahun 1911 Gezaaghebber Koremans dan Controleur Hens menyurati lagi Misionaris Jesuit di Larantuka dengan maksud yang sama. Pada tahun 1912 Misionaris Jesuit di Larantuka melalui Panitia Persekolahan Flores ( School Vereniging Flores ) yang baru dibentuk, mengirimkan seorang guru bernama Johanes Patipeilohy dan pada tahun yang sama membuka sekolah rakyat yang pertama untuk Onder Afdeling Ngada dengan nama Sekolah Rakyat Katolik Bajawa. Sekolah pertama ini menggunakan gedung yang sekarang ini menjadi Kantor PWRI di Jalan Gajah Mada. <span style="" lang="SV">Pada tahun 1915 datang lagi dari Larantuka seorang guru bernama Markus Fernandez. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Kedua guru tersebut sekaligus menjadi Misionaris Awam Katolik pertama untuk Bajawa. Tercatat pada 19 Oktober 1915, Mgr. Petrus Noyen, SVD, dalam kunjungan pertamanya ke Bajawa, mempermandikan 28 orang anak sekolah menjadi orang Katolik pertama di Bajawa hasil didikan kedua guru tersebut. Mgr. Petrus Noyen, SVD menginap di pesanggrahan / tempat kediaman Controleur. Pada 28 April 1920, Mgr. Petrus Noyen, SVD bersama Pater J. de Lange, SVD dan Pater J. Ettel, SVD kembali mengunjungi Bajawa melalui Aimere dengan kapal KPM. Pada hari Minggu 9 Mei 1920 sebelum Pentekosta ada perayaan Komuni Pertama dan Krisma yang didahului dengan permandian 30 anak. Pater Ettel mencatat peristiwa itu sebagai berikut : “ Dari dekat dan jauh semua anak sekolah berdatangan bersama guru-guru mereka. Bajawa penuh dengan kuda. Upacara berlangsung dengan gemilang, belum pernah orang menyaksikan peristiwa semacam itu. Putera sulung Hamilton ( Gezaaghebber Onder Afdeling Ngada ) termasuk anak-anak yang menerima Komuni Pertama, ayah dan puteranya sama-sama menerima Sakramen Penguatan (Krisma), suatu hal yang memberi kesan yang sangat mendalam. Di halaman Gezaaghebber diselenggarakan suatu perjamuan pesta. Juga semua kepala desa / kampung diundang.” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Karena perkembangan umat Katolik sangat pesat, maka pada 11 Oktober 1921 berdirilah Paroki Mater Boni Consilii Bajawa, dengan Pastor Paroki pertama Pater Gerardus Schorlemer, SVD. Paroki yang baru ini belum memiliki gedung gereja, sehingga peribadatan dilakukan di gedung SRK Bajawa. Pada tahun 1922 sebuah gereja kecil di bangun pada lokasi gedung Patronat MBC yang lama. Pada 19 Juni 1928 Paroki MBC Bajawa menerima surat resmi dari kantor Van Inland Zelfbestuur yang ditandatangani oleh Raja Peamole yang menyerahkan sebidang tanah untuk membangun gedung gereja, pastoran dan kebutuhan lain bagi umat Katolik Paroki MBC Bajawa. Selanjutnya pada Oktober 1928, dimulailah pembangunan gedung gereja oleh seluruh umat dipimpin oleh Bruder Fransiskus, SVD. Bangunan gereja bergaya Gotik tersebut rampung dan diresmikan dalam upacara pemberkatan meriah oleh Mgr. Arnold Vestraelen, SVD pada 30 Mei 1930. Sedangkan pastoran MBC baru mulai dibangun pada 14 April 1937 dipimpin oleh Bruder Coleman, SVD.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Ketika itu masih sering terjadi pembunuhan akibat pertikaian antar suku. Karenanya, untuk menampung para hukuman, pemerintah membangun rumah tahanan atau penjara atau karpus yang dalam bahasa setempat menyebutnya “bui” atau “baru dheke”. Pada mulanya rumah tahanan dibangun darurat berdinding seng pada lokasi yang kemudian dibangun pasar (sekarang menjadi kantor Dinas Nakertrans). Sekitar tahun 1918 rumah tahanan berpindah lokasi ke depan tangsi Polisi dan dibangun permanen. Gedung tersebut sampai sekarang masih terjaga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Untuk menjaga keamanan<span style=""> </span>wilayah, di Bajawa ditempatkan sejumlah tentara. Untuk itu, dibangun tangsi tentara Belanda yang selanjutnya sekitar tahun 1939 beralih menjadi tangsi Polisi sampai sekarang. Sedangkan Mapolres yang ada sekarang adalah bekas pesanggrahan yang kemudian menjadi tempat kediaman Gezaaghebber.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Sebuah rumah sakit dibangun dalam bentuk bangunan kayu. Bangunan ini kemudian pernah menjadi Kantor Departemen Penerangan Kabupaten Ngada dan sekarang telah diruntuhkan dan dibangun rumah dinas. Lokasi rumah sakit kemudian berpindah ke arah timur pada tempat Kantor Bappeda Ngada di Jalan Gajah Mada sekarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Kawasan perdagangan terletak pada sisi barat kota. Pada bekas bangunan<span style=""> </span>darurat rumah tahanan dibangun pasar Bajawa, yang ketika pasar berpindah ke lokasi yang baru sekarang, bangunan pasar lama tersebut setelah direnovasi, digunakan berturut-turut sebagai kantor Dinas P dan K, Dinas PU, Kantor Departemen P dan K dan terakhir ditempati oleh Dinas Nakertrans. Kompleks pertokoan berada pada sepanjang Jalan Peamole sekarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Untuk kebutuhan pegawai, pemerintah Belanda membangun sejumlah rumah pegawai yang sekarang berada di Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajah Mada, dan jalan di belakang Kantor Dinas Perkebunan menuju ke arah pasar Bajawa sekarang. Sedangkan rumah tinggal Controleur yang dibangun sekitar tahun 1928-1930, hampir bersamaan waktunya dengan pembangunan gedung Gereja Paroki MBC Bajawa, kini menjadi rumah jabatan Bupati Ngada.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Untuk memenuhi kebutuhan air minum, diambil air dari sumber mata air Waereke dan dibangun pula bak penampungan yang kini masih berdiri di depan TKK Bhayangkari Bajawa. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Untuk memenuhi kebutuhan akan pekuburan, sekitar tahun 1930, dibuka pekuburan Katolik pada lokasinya sekarang ini.<span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Perkembangan kota Bajawa yang bergerak ke arah utara dan timur, mengakibatkan “ Nua Limazua ” yang sebelumnya menjadi pusat pemukiman berada di pinggir kota. Di samping itu, sering terjadinya kebakaran yang menghanguskan hampir semua rumah adat, terutama di kampung Bhajawa, Bokua dan Boseka, menyebabkan mereka mulai berpindah ke lokasi yang baru mengikuti arah perkembangan kota Bajawa. Sekitar tahun 30-an kampung Bokua dan Boseka berpindah ke arah timur pada lokasi sekitar Kantor Kelurahan Tanalodu sekarang dan sesudahnya berpindah lagi ke arah selatan kaki bukit Pipipodo, pada lokasi kampung Bokua dan Boseka sekarang. Kampung Bongiso berpindah ke arah utara bergabung dengan Wakomenge yang turun dari puncak bukit Wolowakomenge ke tempatnya sekarang. Kampung Pigasina berpindah ke arah timur berdampingan dengan kampung Boripo sekarang. Sedangkan sebagian dari warga kampung Bajawa berpindah ke arah timur membentuk kampung Bajawa B, berlokasi di sekitar Kantor Kelurahan Tanalodu sekarang dan kampung Bajawa C, berlokasi di kawasan Rumah Tahanan Bajawa sekarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Dalam struktur pemerintahan ketika itu, kawasan kota Bajawa termasuk dalam wilayah Haminte Ngadabawa dengan kepala haminte atau kepala mere yang pertama Waghe Mawo yang kemudian diganti oleh Nono Ene. Wilayah Haminte Ngadabawa meliputi kawasan kota Bajawa dan kampung sekitarnya yaitu Bhajawa, Bokua, Boseka, Bongiso, Boripo, Pigasina, Wakomenge, Wolowio, Beiposo, Likowali, Warusoba, Watujaji, Bowejo, Bosiko, Bejo, Bobou, Fui, Seso dan Boba. Setelah kemerdekaan, Nono Ene digantikan oleh Thomas Siu sebagai Kepala Mere Ngadabawa melalui pemilihan langsung. Menjelang pembentukan Daerah Tingkat II Ngada, Thomas Siu diganti oleh Paulus Maku Djawa. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b style=""><span style="" lang="SV">C.<span style=""> </span>DARI KEMERDEKAAN INDONESIA SAMPAI TERBENTUKNYA KABUPATEN NGADA ( 1945-1958 ) <span style=""> </span></span></b><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Sampai kemerdekaan tahun 1945, kawasan kota Bajawa hanya terdiri dari kompleks gereja dan pastoran Paroki MBC, lapangan, rumah jabatan Controleur, pesanggrahan, kantor Controleur, Sekolah Rakyat Bajawa, rumah sakit lama, pasar lama, kompleks pertokoan lama, rumah penjara, tangsi Polisi dan sejumlah rumah dinas pegawai. Pemukiman penduduk berada di luar kawasan kota pada kampung-kampung sebagaimana digambarkan di atas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Perkembangan kawasan kota Bajawa setelah kemerdekaan tahun 1945 sampai tahun 1950 berjalan sangat lambat. Keadaan Negara Indonesia yang berada dalam masa perang kemerdekaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kota Bajawa. Hampir tidak ada perkembangan. Setelah pada tahun 1950 Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dan suasana perang berakhir, kota Bajawa mulai sedikit bertumbuh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Pada 5 Desember 1953, para Suster Karmel Tak Berkasut membuka biara di Bajawa. Mereka langsung menempati pintu masuk kota Bajawa. Kehadiran para Suster Karmel Tak Berkasut dengan Klausura Agung di Bajawa, dengan doa dan keteladanan mereka, membawa nuansa yang khas bagi kota Bajawa dan perkembangan Gereja Katolik di Bajawa dan sekitarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Pada tahun 1954, SRK Bajawa II ( sekarang SDK Kisanata ) didirikan. Bersamaan dengan itu, SRK Bajawa I ( sekarang SDK Tanalodu ) yang dibangun pada tahun 1912 berpindah lokasi ke tempat sekarang. Kedua sekolah tersebut akhirnya berdiri berdampingan, SRK Bajawa I untuk anak laki-laki dan SRK Bajawa II untuk anak perempuan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span><span style="" lang="ES">Pada bulan Januari 1955, Yayasan Vedapura yang berdiri di Ende membuka Kantor Cabang Vedapura di Bajawa. Yayasan ini menangani persekolahan Katolik untuk seluruh wilayah Ngada, Nagekeo dan Riung, dan menempati kantornya sampai sekarang di Jalan Sugiopranoto Bajawa. Selain Yayasan Vedapura, berdiri pula Yayasan Sanjaya yang mendirikan SMPK Sanjaya Bajawa pada 1 Agustus 1955, sebagai SMP yang pertama untuk kota Bajawa dan menempati lokasi pada SMPN I Bajawa sekarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"><span style=""> </span>Pada 4 Maret 1957, para Suster FMM memulai karya mereka di bidang pendidikan, kesehatan dan karya sosial lainnya di Bajawa. </span><span style="" lang="SV">Mereka membangun biara di luar kawasan kota bagian utara, pada lokasi yang mereka tempati sekarang di Jalan Yos Sudarso.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Luas kawasan pusat kota Bajawa mengalami sedikit perkembangan dengan kehadiran biara Karmel, SMPK Sanjaya, Susteran FMM dan SRK Bajawa II. </span>Pada saat ditetapkan menjadi ibukota Daerah Tingkat II Ngada, kawasan pusat kota Bajawa adalah utara dengan biara FMM, selatan dengan biara Karmel, timur dengan SMP Sanjaya dan pekuburan Katolik, barat dengan kali Waewoki, yang kini kita kenal sebagai “ down town ” atau kota lama.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Mengenai terpilihnya <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:city></st1:place> Bajawa menjadi ibukota Daerah Tingkat II Ngada, H. Nainawa menuturkan bahwa pada mulanya Bajawa bersaing ketat dengan Boawae sebagai calon ibukota Daerah Tingkat II Ngada yang akan dibentuk. Dalam suatu pertemuan pada awal tahun 1958 di rumah jabatan Bupati sekarang yang dipimpin oleh Don J. D. da Silva yang ketika itu sebagai pejabat dari Provinsi Sunda Kecil, Frans Dapangole dan Emanuel Lena sebagai utusan dari Swapraja Nagekeo mengusulkan Boawae sebagai ibukota karena lebih berada di tengah. Sedangkan utusan dari Swapraja Ngada, A. J. Siwemole dan H. Nainawa serta Jan Jos Botha sebagai Ketua Partai Katolik Ngada mengusulkan Bajawa sebagai ibukota dengan pertimbangan sejarah yaitu bahwa Bajawa pernah menjadi ibukota Onder Afdeling Ngada dan sudah tersedia rumah jabatan serta kantor-kantor peninggalan Onder Afdeling Ngada. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Bajawa kemudian ditetapkan menjadi ibukota Daerah Tingkat II Ngada dengan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, tanggal 12 Juli 1958, dan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 1958.</p>Gordius Woltman Tugahttp://www.blogger.com/profile/02174041947106941257noreply@blogger.com13